Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengelola: Kampung Susun Akuariun Hanya Diperuntukan bagi Warga Terdampak Penggusuran

Kompas.com - 18/08/2021, 13:38 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kampung Susun Akuarium di Penjaringan, Jakarta Utara, yang telah diresmikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada selasa (17/8/2021) hanya diperuntukan bagi warga yang terdampak penggusuran.

Hal itu disampaikan Kepala Koperasi Kampung Akuarium Darma Diani saat dihubungi Kompas.com, Rabu (18/8/2021).

"Kalau warga kan memang ini sudah diperuntukan untuk yang terdampak pada saat penggusuran waktu itu, jadi kalau misalnya untuk warga luar ya mohon maaf, itu memang untuk warga Kampung Akuarium," kata Darma.

Baca juga: Resmikan Kampung Susun Akuarium, Anies Sebut Itu Bentuk Keadilan Permukiman di Jakarta

"Kalau yang sekarang di dua blok 107 unit itu untuk warga yang memang berada di Akuarium, yang bertahan di shelter selama tiga tahun ini. Bersebelahan dengan proyek, satu area," sambungnya.

Darma menjelaskan, bahkan sejak awal sebelum proses pembangunan, sudah ada nama-nama warga yang terdaftar menjadi penghuni Kampung Susun Akuarium.

"Sudah terdaftar, dari lima tahun lalu kami mulai menggugat, ada data yang kita punya, ada maping bangunan, ada pengajuan desain di 2018, ada nama-nama warga yang diajukan saat ditempati, jadi sudah ada," jelasnya.

Baca juga: Tak Seperti Rusun Lain, Kampung Susun Akuarium Dikelola oleh Warga Lewat Koperasi

Diketahui sebanyak 107 unit yang berada di dua blok bangunan telah siap digunakan untuk warga.

Dari unit yang telah tersedia, 103 disiapkan untuk warga, sedangkan sisanya digunakan untuk ruang bersama.

"Untuk KK ada 103, ada unit difabel satu, ada galeri satu, dan ada satu dipakai untuk kantor koperasi sementara, karena dari seluruh rencana kita kan ada lima blok untuk 241 bangunan, ada rumah duka segala ya," ucap Darma.

Baca juga: Beragam Fasilitas di Kampung Susun Akuarium yang Diresmikan Anies, Huniannya Bertipe 36

"Tapi itu belum bisa ter-cover semua, yang sudah terbangun itu dua blok, 107 unit, untuk warga shelter sendiri ada 103 unit, nanti sisanya itu kita jadikan ruang bersama dan kantor koperasi," tambahnya.

Darma menuturkan, warga baru bisa menghuni Kampung Susun Akuarium dalam beberapa hari ke depan karena masih harus melewati pengecekan akhir.

"Kalau untuk dihuni sampai hari ini belum. Kemarin baru peresmian saja. Kebetulan dari manajemen konstruksi sampai kontraktor harus melakukan ceklis dulu ya, harus periksa semuanya kurang lebih enam hari kerja ini itu sudah ada laporannya," tutur Darma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Megapolitan
Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Megapolitan
Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com