Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Mercu Buana Ciptakan Alat Pengontrol "Penyakit' yang Bikin Kendaraan Diesel Hilang Tenaga

Kompas.com - 24/08/2021, 16:05 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga mahasiswa prodi Teknik Mesin Universitas Mercu Buana, Indro Indarto (37), Enggar Diswandoro (27), dan Rasdiwan Dwi Chandra (30), menciptakan alat menarik untuk tugas akhirnya pada Januari 2020 lalu.

Mereka membuat terobosan dengan menciptakan fuel block control system untuk mengatasi masalah penumpukan karbon di dalam tangki bahan bakar solar.

Sebagai informasi, fuel block control system adalah alat yang akan memberi peringatan kepada pengemudi, jika terjadi pengendapan atau pemampatan pada filter bahan bakar solar.

"Sehingga pemilik kendaraan dapat segera melakukan penggantian filter atau juga bisa sebagai indikator kapan filter harus segera diganti," ungkap Indro kepada Kompas.com, Senin (23/8/2021)

Indro mengatakan bahwa peran filter bahan bakar sangat penting agar mesin diesel bekerja dengan baik. Sebab, jika filter mampat, maka akan dapat menyebabkan kerusakan mesin atau menurunkan kemampuan tenaga mesin kendaraan.

Baca juga: Mahasiswa UI Rancang Fishrage, Pendingin Ikan Tanpa Listrik dan Es untuk Nelayan

Indro mengeklaim alat ini menjadi produk lokal pertama di Indonesia.

"Kami belum menemukan produk seperti ini di pasaran Indonesia, kami dapat mengeklaim bahwa hasil penelitian kami ini produk buatan lokal pertama di indonesia," kata Indro.

Namun, di pasar global sudah banyak kendaraan yang dilengkapi alat ini dengan harga mahal.

"Di Indonesia sendiri, masih jarang kendaraan yang terpasang sistem ini. Bahkan mungkin belum ada untuk kendaraan diesel yang sudah beredar di Indonesia. Khususnya untuk kendaran niaga seperti truk dan bis," kata Indro.

Baca juga: Gagas Limbah Metal Jadi Bahan Bangunan, Mahasiswa UI Juara 3 Dunia Metal Cup 2020

Dengan, pengembangan alat ini, Indro berharap banyak kendaraan diesel yang bisa memiliki fasilitas mahal dengan mudah dan lebih murah.

Namun, untuk saat ini alat yang diciptakan tiga mahasiwa Mercu Buana tersebut masih dalam bentuk purwarupa dan perlu pengembangan lanjutan agar bisa terpasang di seluruh kendaraan diesel.

"Kami belum bisa memberikan harga untuk dipasarkan. Tetapi alat tersebut sudah didaftarkan sebagai hak paten yang dijembatani oleh pihak kampus Mercu Buana," kata dia.

Penelitian setahun

Dalam proses penelitian dan penciptaan alat ini, Indro mengaku membutuhkan waktu satu tahun pengerjaan bersama teman-temannya. Indro dan kawan-kawan harus melewati perjuangan yang cukup berat.

"Kita menemukan beberapa kegagalan saat pengujian seperti kebocoran bahan bakar, kesalahan pembacaan alat, hingga kesulitan mencari spare part," kenang Indro.

Selain itu, kondisi timnya yang juga kuliah sambil bekerja menjadi faktor yang menantang, karena sulitnya mengatur waktu dengan pekerjaan utama.

Beruntung, Indro dan tim mendapat bantuan dari banyak pihak, termasuk perusahaan swasta saat pengujian alat.

"Dapat suport dari keluarga. Terima kasih juga saya ucapkan kepada Bapak Hadi Pranoto selaku dosen pembimbing, dan PT Hino Motors Sales Indonesia yang telah memberikan fasilitas untuk pengujian alat ini," ungkap Indro.

Indro berharap, ke depannya ada perusahaan yang mau mengembangkan alat tersebut agar bisa diproduksi secara massal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com