Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kritik Proyek Angkot Ber-AC Jakarta, Fraksi PSI: PT Transjakarta Berpotensi Bayar Rp 1 Juta Lebih Tiap Hari

Kompas.com - 29/08/2021, 11:04 WIB
Singgih Wiryono,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mempertanyakan proyek pengadaan unit armada angkot berpendingin udara atau ber-AC (air conditioner) yang terintegrasi Jak Lingko karena dinilai terlalu mahal.

Anggota Fraksi PSI Eneng Milianasari mengatakan mahalnya program angkot ber-AC bisa terlihat dari E-Katalog LKPP yang memuat harga rata-rata jasa angkot ber-AC Rp 5.339 per kilometer untuk jarak tempuh 180 kilometer per hari dan Rp 5.826 per kilometer untuk jarak tempuh 200 kilometer per hari.

Eneng mengatakan, setiap hari PT Transjakarta berpotensi membayar tiap angkot sebesar Rp Rp 1.048.640 untuk jarak tempuh 180 kilometer dan Rp 1.067.833 untuk jarak tempuh 200 kilometer.

Baca juga: Syarat Naik Transjakarta, KRL, dan MRT di Masa PPKM Level 3 Jakarta

"Mobilnya pakai Daihatsu Granmax dan Suzuki Carry tapi biayanya lebih dari Rp 1 juta per hari, rasanya kok tidak logis. Sebagai perbandingan, sewa mobil Kijang Innova termasuk sopir dan BBM biasanya tidak sampai Rp 1 juta per hari. Padahal harga beli mobil, fitur, dan konsumsi BBM Kijang Innova jauh di atas Daihatsu Granmax dan Suzuki Carry," kata Eneng dalam keterangan tertulis, Minggu (29/8/2021).

Politikus PSI ini juga membandingkan harga jasa angkot ber-AC dan non-AC. Untuk harga angkot non-AC Daihatsu Granmax dengan jarak tempuh 180 kilometer per hari dikenakan Rp 3.666 per kilometer atau Rp 659.880 per hari.

Sedangkan untuk spesifikasi mobil yang sama menggunakan AC sebesar Rp 5.852 per kilometer atau Rp 1.053.360 per hari.

"Selisih biaya antara angkot AC dan non-AC mencapai Rp 2.186 per kilometer atau totalnya Rp 393.480 per hari. Rasanya tidak wajar jika hanya tambah AC lalu harganya naik sampai 60 persen," ucap Eneng.

Baca juga: 468 Kasus Baru Covid-19 di Jakarta Hari Ini, Positivity Rate di Bawah Batas Aman WHO

Dia kemudian meminta Inspektorat dan Badan Pemeriksa Keuangan untuk meneliti ketidakwajaran pengadaan proyek tersebut.

Eneng mengingatkan bahwa anggaran yang dipakai untuk program angkot ber-AC ini sangat besar.

Apabila terdapat 3.000 unit angkot AC, maka nilainya Rp 3,16 miliar per hari atau mencapai Rp 1,09 triliun per tahun.

"Nilai anggarannya sangat besar. Untuk mencegah temuan kerugian negara di kemudian hari, kami minta Dinas Perhubungan membuka rincian biaya jasa operator angkot AC ini. Kalau benar tidak ada masalah, maka tidak perlu takut untuk membuka data," tutur Eneng.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com