Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gedung SMA Negeri 2 Tangsel Jadi Sasaran Vandalisme "Tolak Pembangunan Sekolahan SMP"

Kompas.com - 07/09/2021, 10:34 WIB
Tria Sutrisna,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Gedung SMA Negeri 2 Tangerang Selatan jadi sasaran aksi vandalisme. Tembok sekolah dicoret tulisan "Tolak Pembangunan Sekolahan SMP" menggunakan cat semprot.

Pantauan Kompas.com, tulisan berwarna merah itu berada di bagian samping dinding gedung SMA Negeri 2 Tangerang Selatan yang berbatasan langsung dengan SMP Negeri 8 Tangerang Selatan.

Coretan tersebut pun terlihat jelas dari jendela ruang kelas IX-6 dan IX-7 SMP Negeri 8 Tangerang Selatan ketika Wali Kota Benyamin Davnie meninjau pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) pada Senin (6/9/2021).

Baca juga: 37 SMP Belum Dapat Izin Gelar PTM, Wali Kota Tangsel: Kendalanya Macam-macam

Hingga Selasa (7/9/2021) pagi, tulisan "Tolak Pembangunan Sekolahan SMP" di gedung SMA Negeri 2 Tangerang Selatan tersebut masih terpampang jelas dan belum dihapus.

Wakil Kepala SMA Negeri 2 Tangerang Selatan Bidang Kurikulum Bambang Sutoyo mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan bagian sarana dan prasarana sekolah untuk menindaklanjuti temuan tersebut.

"Terima kasih ada informasi tersrbut karena selama ini kan hanya dilihat yang di dalam saja. Kami akan koordinasikan dengan bagian sarana prasarana untuk ditindak lanjuti dulu," ujarnya disela-sela peninjauan PTM terbatas, Selasa (7/9/2021).

Baca juga: SMP PGRI 336 Tangsel Jadi Sasaran Vandalisme, Tembok Dicoret Tulisan Allah Bersama Orang² Pusing

Bambang enggan berkomentar lebih lanjut mengenai terjadinya aksi vandalismes tersebut. Dia pun mengeklaim bahwa tindakan tersebut bukan dilakukan oleh para siswa.

Pasalnya, para siswa baru beraktivitas kembali di sekolah dan mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas mulai Senin lalu.

"Karena saya yakin kalau itu bukan (perbuatan) dari siswa. Baru masuk kan," singkat Bambang.

Sementara itu, pihak SMP Negeri 8 Tangerang Selatan menolak berkomentar terkait adanya coretan yang terlihat jelas dari dalam ruang kelasnya.

Diketahui, sejumlah sekolah di Tangerang Selatan, Banten, mulai menggelar PTM secara terbatas, Senin (6/9/2021). Salah satunya SMP Negeri 8 Tangerang Selatan.

Terlihat para siswa yang mengenakan seragam putih biru berdatangan dan berbaris rapi di lapangan sekolah. Para siswa menggunakan masker dan menjaga jarak fisik satu sama lain ketika datang ke sekolah.

Satu per satu siswa mengikuti pengukuran suhu tubuh dengan thermogun yang disediakan di tengah lapangan.

Para guru yang bertugas sebagai Satgas Covid-19 di SMP Negeri 8 Tangerang Selatan berjaga dan memeriksa suhu tubuh para siswa yang hadir.

Setelah dipastikan suhu di bawah 36 derajat, para siswa diarahkan untuk mencuci tangan di tempat yang sudah disediakan dan memasuki kelas masing-masing.

Dalam satu ruang kelas, hanya terdapat belasan siswa yang belajar tatap muka, tidak sampai 50 persen dari kapasitas normal ruangan.

Setiap meja hanya boleh ditempati satu siswa untuk memastikan jarak fisik tetap terjaga selama pembelajaran tatap muka berlangsung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com