Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencana Pemkot Tangerang, Hanya 20 Persen SMP di Tiap Kecamatan yang Boleh Gelar PTM

Kompas.com - 07/09/2021, 21:56 WIB
Muhammad Naufal,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Tangerang merencanakan, hanya 20 persen SMP yang diizinkan menyelenggarakan pembelajaran tatap muka (PTM) dalam satu kecamatan.

Sebagaimana diketahui, skema PTM terbatas telah diizinkan untuk dilaksanakan di Kota Tangerang.

Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang menargetkan bahwa PTM bakal digelar mulai 13 September 2021.

Baca juga: Cegah Kerumunan Siswa, Kantin hingga Perpustakaan SMAN 1 Tangerang Ditutup Saat PTM

Kepala Dindik Kota Tangerang Jamaludin menyebutkan, peraturan itu merupakan salah satu persyaratan yang harus diterapkan selama PTM berlangsung.

Dia mencontohkan, jika ada 50 SMP dalam satu kecamatan, maka hanya ada sekitar 10 sekolah yang diizinkan menggelar PTM.

Peraturan itu tak hanya berlaku untuk jenjang SMP, melainkan juga untuk jenjang TK dan SD.

"Konsepnya untuk SD, yang akan PTM di angka 10 persen per kecamatan, sedangkan untuk TK 10 persen maksimalnya," papar Jamaludin dalam rekaman suara, Selasa (7/9/2021).

Baca juga: PTM Terbatas di SMAN 1 Tangerang: Siswa Mudah Serap Pelajaran, Guru Merasa Canggung

Dia berujar, rencana tersebut masih bergantung asesmen yang masih dilakukan oleh Dindik Kota Tangerang.

Adapun asesmen yang dilakukan, yaitu pemetaan penyebaran zona merah tingkat RW di Kota Tangerang.

"Semua sekolah diasesmen, tapi lagi nunggu rekomendasi camat. Tergantung dari zona RW-nya, kalau masih merah tidak diizinkan dulu," urai Jamaludin.

Baca juga: Siswa SD di Jagakarsa Kedapatan Pakai Masker di Dagu, Belajar Tatap Muka Dihentikan Sementara

Berkait penunjang skema PTM, di setiap sekolah hanya diisi oleh 50 persen siswa, mata pelajaran olahraga berbentuk praktik belum diizinkan, kantin ditutup, dan pedagang kaki lima (PKL) dilarang berjualan di sekitar area sekolah.

"Anak-anak bawa makan sendiri. Selama istirahat 15 menit, mereka tidak boleh keluar, makan di kelas," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com