Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Warga Iran yang Produksi Sabu di Tangerang Sudah Setahun Lebih Tinggal di Indonesia, Miliki Kitas

Kompas.com - 09/09/2021, 13:29 WIB
Sonya Teresa Debora,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - BF (31) dan FS (31), dua warga negara Iran yang memproduksi sabu di sebuah rumah di Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang (sebelumnya ditulis Karawaci, Tangerang), Banten, pertama kali menginjakkan kaki di Indonesia tahun 2019.

"Yang bersangkutan (BF) telah datang ke Indonesia sejak tanggal 9 Maret 2019, setelah itu berulang mereka keluar masuk Indonesia," kata Kepala Divisi Keimigrasian Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenkumham DKI Jakarta, Saffar Muhammad Godam, dalam konferensi pers di Mapolres Jakarta Barat, Kamis (9/9/2021).

Pada 18 Maret 2019, BF meninggalkan Indonesia dengan tujuan Iran. Pada 11 Juni 2019, BF kembali ke Indonesia dengan mengajak rekannya, FS.

Baca juga: Polisi Amankan 2 WNA pada Penggerebekan Pabrik Sabu di Karawaci

Pada 28 Juni 2019, BF meninggalkan Indonesia dengan tujuan Bangkok seorang diri. Tak sampai setahun, yakni 11 Februari 2020, BF kembali ke Indonesia dari Iran.

Tercatat, perjalanan terakhir BF keluar dari Indonesia pada 22 Februari 2020, saat ia kembali ke Iran. Dia lalu kembali ke Indonesia pada 10 Maret 2020 dan menetap sampai ditangkap pada 1 September 2021.

Menurut Godam, kedua orang itu awalnya menggunakan izin tinggal pengguna untuk menetap di Indonesia.

"Kedua orang ini pada awalnya menggunakan izin tinggal pengguna. Pada saat yang terakhir mereka sudah memiliki Kitas atau kartu izin tinggal terbatas dan yang baru saja diberikan dan masih berlaku sampai tahun 2023," ujar Godam.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menyebutkan, BF dan FS memproduksi 15-20 kilogram sabu setiap bulannya di rumah yang mereka sewa.

Puluhan kilogram sabu tersebut kemudian mereka pasarkan di wilayah Jakarta. Namun, Yusri belum dapat menyampaikan cara pemasaran yang digunakan oleh kedua pelaku.

"Sistem pemasaran mereka itu kami sudah mapping semuanya, mohon maaf kami tidak bisa sampaikan di sini, ini masih dalam pendalaman semuanya," kata Yusri.

Sabu diproduksi dari bahan baku gel yang diterima BF dan FS dari pemasoknya di Turki. Bahan baku gel yang digunakan dikirim via udara. Bahan baku itu dikemas menyerupai makanan.

"Ada modus baru untuk mengelabui, dikirim ke sini bahannya yang sudah setengah jadi, dalam bentuk gel, untuk mengelabui biasanya dia buat di manifesnya untuk makanan," kata Yusri.

Bahan baku tersebut bahkan tidak terdeteksi sinar-x yang digunakan di bandara.

Baca juga: Warga Iran yang Sulap Rumah di Karawaci Jadi Pabrik Sabu Telah Berproduksi Satu Tahun

"Bahan baku itu dilapisi oleh benda lain, digulung sehingga tidak lagi terdeteksi oleh x-ray (sinar-x) di bandara. Ini murni pengungkapan dari bawah bukan lagi pengungkapan dari x-ray," kata Dirnarkoba Polda Metro Jaya Kombes Mukti Jaharsa dalam kesempatan yang sama.

Yusri menambahkan, dalam satu kali pengiriman, BF dan FS menerima 55 kilogram bahan baku berbentuk gel dari Turki. Gel itu kemudian diolah menggunakan alat khusus sehingga akhirnya menjadi berbentuk kristal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com