Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekan Depan Dinas Pendidikan Kota Bekasi Akan Gelar PTM Terbatas untuk PAUD

Kompas.com - 17/09/2021, 13:14 WIB
Djati Waluyo,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi akan menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas untuk siswa pendidikan anak usia dini (PAUD) pada pekan depan.

Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bekasi Krisman Irwandi mengatakan, pihaknya akan menggelar PTM terbatas untuk PAUD pada Senin (20/9/2021).

"Untuk PAUD sudah ada yang mengajukan, nanti saya buat surat penetapannya untuk PAUD tanggal 20 yang sudah bisa masuk PTM sesuai dengan pengajuan dari sekolah," ujar Krisman saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (17/9/2021).

Baca juga: Sekolah Tatap Muka, Simak Durasi Belajar Jenjang PAUD, SD-SMA

Dalam pelaksanaanya, PTM terbatas untuk siswa PAUD hanya berlangsung dalam waktu 2 jam.

"Kalau SMP ada shift dua, untuk PAUD itu nanti tidak ada shift, jadi hanya pagi saja. Nanti pagi kita kasih waktu 2 jam, dan orangtua bisa menjemput anaknya," ujar Krisman.

Adapun untuk kapasitas siswa dalam satu kelas, Krisman mengaku menyerahkan kewenangan tersebut kepada kepala sekolah terkait.

Meski begitu, ia tetap memberikan himbauan kepada kepala sekolah untuk mempersiapkan sarana pembelajaran dengan matang.

Baca juga: PAUD di Cipayung Disegel karena Gelar Belajar Tatap Muka Saat PPKM Level 4

"Sarana sebelum melakukan PTM harus ada penyemprotan, diruang kelas harus ada disinfektan sebelum masuk juga harus ada tempat cuci tangan itu semua kita buatkan dalam SOP yang telah kita sampaikan ke sekolah," ungkapnya.

Sebelumnya, Pemkot Bekasi telah memulai PTM pada 1 September 2021 untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sedangkan untuk kategori tingkatan lainnya akan menyusul.

"Tanggal 6 (untuk sekolah dasar), besok untuk SMP saja," ujar Kepala Dinas Pendidikan, Inayatullah.

Inay mengatakan, pembelajaran tatap muka untuk saat ini baru digelar untuk tingkat SD dan SMP saja.

"Nanti untuk SD kelas tinggi dulu, 4, 5, 6. Kalau SMP kelas 9, kan itu bergilir misalnya minggu pertama ini kelas 9 kemudian kelas 8," ujar Inay.

Meski begitu pihaknya tidak mengatur secara rinci untuk penentuan jadwal masuk setiap kelasnya, ia mengatakan hal tersebut nantinya akan diatur secara detail oleh setiap kepala sekolah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Megapolitan
Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Megapolitan
Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Megapolitan
Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com