Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir di Larangan, Tangerang, Terjadi karena Drainase Tersumbat Sampah

Kompas.com - 12/10/2021, 06:22 WIB
Muhammad Naufal,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Banjir melanda permukiman warga di Larangan Utara, Kota Tangerang, Banten, Senin (12/10/2021) malam. Tinggi banjir bervariasi.

Penyebab banjir itu adalah hujan deras dan drainase yang tersumbat.

Banjir terjadi di dua lokasi di Larangan Utara, yaitu di RT 001/RW 001 dan RT 003/RW 001. Seorang warga, AR mengatakan, banjir di RT 001/RW 001 tingginya sekitar 1 meter. Banjir muncul setelah kawasan tersebut diguyur hujan deras.

Baca juga: Banjir di Larangan Utara, Warga Tutupi Pagar dengan Kayu dan Lilin agar Air Tak Masuk Rumah

AR menduga, banjir terjadi lantaran drainase di wilayah tersebut tidak berfungsi baik karena tersumbat sampah .

Menurut AR, drainase di sana sering dikeruk. Namun, ada pihak-pihak tak bertanggung jawab yang membuang sampah di drainase.

Faktor lain adalah tempat tinggal AR memang tanahnya lebih rendah dari permukiman lainnya.

Warga RT 003/RW 001 yang berinisial CA mengatakan, banjir terjadi lantaran hujan deras yang mengguyur lokasi tersebut dan sungai kecil yang terletak di dekat permukimannya meluap.

"Karena ada sungai kecil yang menumpuk dengan sampah. Ditambah dengan hujan angin yang lumayan deras," ujar CA.

Genangan yang muncul di lokasi itu mencapai mata kaki orang dewasa. Beruntung, genangan tidak sampai masuk ke kediaman CA.

Sudah sering banjir

AR mengaku sudah sering melaporkan keluhan soal munculnya banjir di lokasi ke pejabat pemerintah setempat. Namun, pejabat pemerintah setempat tak kunjung merespons.

"Saya sudah beberapa kali mengeluhkan masalah ini (banjir), tapi belum ada respons," kata AR.

Dia berusaha mencegah banjir masuk ke rumahnya dengan memasang bilahan kayu di pintu rumah. Bilahan kayu tersebut ditempeli lilin agar bajir tidak merembes.

Dia mengaku, pemasangan kayu ditempeli lilin merepotkan. Namun dia tidak punya pilihan lain. Setelah banjir surut, AR harus membongkar kayu-kayu tersebut.

AR mengaku selalu menyiapkan kayu dan lilin saat hujan mengguyur permukiman tersebut. Saat hujan terjadi lebih dari satu jam, dapat dipastikan lingkungan itu kebanjiran.

AR menambahkan, jika hujan terjadi pada malam hari, warga sekitar memilih untuk tidak beristirahat. Mereka khawatir bakal muncul genangan dan masuk ke kediaman mereka.

Minta Pemkot Tangerang bersihkan drainase

AR berharap pemerintah setempat dapat mengeruk drainase di wilayah itu lebih rutin lagi. Menurut dia, jika pengerukan dapat dilakukan lebih intensif, banjir air tak akan muncul lagi.

"Lebih benar-benar dibersihkan gotnya secara berkala. Enggak cuma sekian bulan, sekian tahun, sekali. Itungannya saja, got yang dibersihkan tiga bulan sekali, udah kotor lagi, numpuk sampah lagi," urai AR.

CA juga berharap pemerintah setempat dapat mengeruk sampah di sungai yang terletak di dekat kediamannya.

Di sisi lain, dia berharap warga setempat dapat membuang sampah di tempatnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Megapolitan
5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

Megapolitan
7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

Megapolitan
Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Megapolitan
Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Megapolitan
Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Megapolitan
Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Megapolitan
Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Megapolitan
Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Megapolitan
Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com