TANGERANG, KOMPAS.com - Banjir melanda permukiman warga di Larangan Utara, Kota Tangerang, Banten, Senin (12/10/2021) malam. Tinggi banjir bervariasi.
Penyebab banjir itu adalah hujan deras dan drainase yang tersumbat.
Banjir terjadi di dua lokasi di Larangan Utara, yaitu di RT 001/RW 001 dan RT 003/RW 001. Seorang warga, AR mengatakan, banjir di RT 001/RW 001 tingginya sekitar 1 meter. Banjir muncul setelah kawasan tersebut diguyur hujan deras.
Baca juga: Banjir di Larangan Utara, Warga Tutupi Pagar dengan Kayu dan Lilin agar Air Tak Masuk Rumah
AR menduga, banjir terjadi lantaran drainase di wilayah tersebut tidak berfungsi baik karena tersumbat sampah .
Menurut AR, drainase di sana sering dikeruk. Namun, ada pihak-pihak tak bertanggung jawab yang membuang sampah di drainase.
Faktor lain adalah tempat tinggal AR memang tanahnya lebih rendah dari permukiman lainnya.
Warga RT 003/RW 001 yang berinisial CA mengatakan, banjir terjadi lantaran hujan deras yang mengguyur lokasi tersebut dan sungai kecil yang terletak di dekat permukimannya meluap.
"Karena ada sungai kecil yang menumpuk dengan sampah. Ditambah dengan hujan angin yang lumayan deras," ujar CA.
Genangan yang muncul di lokasi itu mencapai mata kaki orang dewasa. Beruntung, genangan tidak sampai masuk ke kediaman CA.
"Saya sudah beberapa kali mengeluhkan masalah ini (banjir), tapi belum ada respons," kata AR.
Dia berusaha mencegah banjir masuk ke rumahnya dengan memasang bilahan kayu di pintu rumah. Bilahan kayu tersebut ditempeli lilin agar bajir tidak merembes.
Dia mengaku, pemasangan kayu ditempeli lilin merepotkan. Namun dia tidak punya pilihan lain. Setelah banjir surut, AR harus membongkar kayu-kayu tersebut.
AR mengaku selalu menyiapkan kayu dan lilin saat hujan mengguyur permukiman tersebut. Saat hujan terjadi lebih dari satu jam, dapat dipastikan lingkungan itu kebanjiran.
AR menambahkan, jika hujan terjadi pada malam hari, warga sekitar memilih untuk tidak beristirahat. Mereka khawatir bakal muncul genangan dan masuk ke kediaman mereka.
AR berharap pemerintah setempat dapat mengeruk drainase di wilayah itu lebih rutin lagi. Menurut dia, jika pengerukan dapat dilakukan lebih intensif, banjir air tak akan muncul lagi.
"Lebih benar-benar dibersihkan gotnya secara berkala. Enggak cuma sekian bulan, sekian tahun, sekali. Itungannya saja, got yang dibersihkan tiga bulan sekali, udah kotor lagi, numpuk sampah lagi," urai AR.
CA juga berharap pemerintah setempat dapat mengeruk sampah di sungai yang terletak di dekat kediamannya.
Di sisi lain, dia berharap warga setempat dapat membuang sampah di tempatnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.