Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penolakan Statuta UI Berlanjut, BEM dan IKM UI Gelar Unjuk Rasa

Kompas.com - 12/10/2021, 13:26 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) dan Ikatan Keluarga Mahasiswa (IKM) UI menyelenggarakan aksi unjuk rasa di Kampus UI Depok, Jawa Barat, Selasa (12/10/2021). Unjuk rasa itu untuk menyikapi berbagai permasalahan terkait statuta UI terbaru.

Aksi itu dilakukan dalam rangka mendorong pemerintah mencabut PP Nomor 75 Tahun 2021 tentang Statuta Universitas Indonesia.

"Kami (mahasiswa) dan Dewan Guru Besar di UI menolak Statuta UI yang terbaru. Aksi ini adalah puncak dari kemarahan mahasiswa dan dosen yang sudah berbulan-bulan sejak Juli," kata Ketua BEM UI, Leon Alvinda Putra, Selasa.

Baca juga: Statuta UI: Delegasi Kewenangan Bermasalah...

Ia menyebutkan, sejak diterbitkannya PP Nomor 75 Tahun 2021 pada 9 Juli 2021, pihaknya telah berusaha melakukan komunikasi dengan pihak Rektorat UI. Namun mereka tidak digubris.

"Kami sudah berusaha untuk melakukan langkah-langkah seperti mengirimkan surat permohonan penjelasan dan lainnya, tapi tidak digubris oleh Rektorat UI dan MWA (Majelis Wali Amanat)," lanjut dia.

Melalui aksi kali ini, pihaknya berharap aspirasi mereka bisa segera didengar dan ditindaklanjuti.

"Kami berharap dari rektor, pimpinan rektor, dan MWA, mau mendengarkan aspirasi mahasiswa dan dosen untuk mencabut Statuta UI yang terbaru. Tidak ada kompromi lagi, harus dicabut, dan pembahasan harus melibatkan empat organ," tegas dia.

Sementara itu, Guru Besar UI, Manneke Budiman, berharap pimpinan kampus itu mau mendengarkan aspirasi mahasiswanya.

"Mereka (mahasiswa) punya pesan untuk disampaikan, kami harap pimpinan universitas mau mendengarkan. Itulah yang mau disampaikan oleh anak didik kami kepada para dosen yang harusnya menjadi panutan, baik dari segi moral, intelektual, dan etik," ujar Manneke ikut dalam unjuk rasa itu.

Aksi unjuk rasa ini adalah aksi pertama dalam upaya mendorong pencabutan PP tersebut. Pihaknya berencana akan terus melakukan aksi hingga Satuta UI tersebut dicabut.

"Kami akan terus melakukan aksi-aksi baik itu di Rektorat atau pun gedung-gedung kementerian seperti Kemendikbud," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Megapolitan
5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

Megapolitan
7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

Megapolitan
Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Megapolitan
Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Megapolitan
Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Megapolitan
Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Megapolitan
Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Megapolitan
Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Megapolitan
Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com