Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Tewas Ditusuk 7 Kali di Pasar Malabar, Ayah: Pelaku Geram kalau Ketemu Anak Saya

Kompas.com - 03/11/2021, 21:23 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - AS (43), seorang pedagang di Pasar Malabar, Kota Tangerang, meninggal dunia pada Rabu (3/11/2021). Dia ditusuk sesama pedagang di pasar tersebut.

R adalah pedagang yang menusuk AS pada Selasa (2/11/2021). Keduanya berjualan sembako di Pasar Malabar.

Samidin, ayah korban, menanyakan tindakan R yang tega menusuk AS hingga tujuh kali.

"Kok (pelaku) segitunya, sampai tujuh (luka) lubang?," tanya Samidin, dalam rekaman suara yang diterima, Rabu.

Adapun Samidin mengetahui anaknya ditusuk hingga tujuh kali berdasar pemeriksaan. AS, usai ditusuk, memang sempat dirawat di RSUD Kota Tangerang.

Baca juga: Seorang Pedagang Pasar Malabar, Kota Tangerang, Tewas Ditusuk Rekannya

Dia mempertanyakan tindakan R yang tega menusuk putranya hingga tujuh kali karena tidak ada yang mengetahui motivasi pelaku bertindak seperti itu.

Menurut Samidin, baik AS maupun R tidak pernah terlihat terlibat cekcok meski R tampak menyimpan dendam terhadap AS.

"Kalau sering cekcok, saya kira enggak. Cuma orang ini (R) kalau ketemu anak saya, dia geram. Anak saya sih jawabnya santai," sebutnya.

Bahkan, masih menurut Samidin, R juga terlihat tidak ramah terhadap istri dan pembantu Samidin di Pasar Malabar.

"Bukan cuma anak saya, keluarga semua, istri saya, pembantu saya di pasar sampai pedagang lain, telur, misalnya, yang drop di tempat saya, itu dimusuhin sama dia (R)," urai Samidin.

Dia berujar, klaimnya soal R yang tak ramah terhadap sebagian orang terlihat dari tindakannya yang sempat menyabet seseorang yang berusaha melerai peristiwa penusukan itu.

Baca juga: Tersangka Penusuk Pedagang Pasar Malabar Ditangkap

Diketahui seorang pedagang tempe berinisial P berusaha melerai penusukan itu. Namun, P justru disabet oleh R.

"Terbukti kan yang mau misah (P) pun ditusukkan," katanya.

Polisi sebelumnya telah menangkap R di Tenjo, Bogor, Jawa Barat, pada Selasa malam.

Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Pol Deonijiu de Fatima berujar, pihaknya kini menahan R di Mapolres Metro Tangerang Kota.

Berdasar pemeriksaan, kata Deonijiu, R menusuk AS lantaran dendam pribadi. Karena itu polisi masih menyelidiki lebih lanjut soal dendam pribadi tersebut.

"Mereka sama-sama pedagang di Pasar Malabar. Sudah dendam lama, R menyimpam dendam. Hingga kemarin akhirnya cekcok mulut dan menyerang korban," urai Deonijiu.

R lantas disangkakan Pasal 351 Ayat 3 KUHP dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com