Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polusi Udara di Depok Disebut Tertinggi di Indonesia, Wakil Wali Kota Pertanyakan Parameternya

Kompas.com - 05/11/2021, 15:11 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Kota Depok, Jawa Barat, disebut memiliki tingkat polisi udara tertinggi di Indonesia. Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono, mempertanyakan parameter yang digunakan.

"Coba tanyakan pada yang menyebut Kota Depok memiliki polusi tinggi, parameternya apa. Tidak ada diskusi sebelumnya, tiba-tiba dikatakan Depok memiliki polusi tertinggi se-Indonesia," kata Imam dalam sebuah keterangan resmi.

Imam menyebutkan, Kota Depok tidak mempunyai daerah industri seperti Tangerang dan Bekasi.

Baca juga: Wamen ATR/BPN: Depok Punya Masalah Polusi Tertinggi di Indonesia, Lebih Parah dari Jakarta

"Kami juga mempunyai taman-taman di setiap kelurahan. Dari segi kepadatan lalu lintas, DKI Jakarta lebih padat dibandingkan dengan Kota Depok. Jika melihat dari segi kepadatan lalu lintas, lebih tinggi daerah DKI Jakarta dibandingkan Kota Depok, juga Kota Tanggerang dan Bekasi," tamba Imam.

Imam mengatakan, pernyataan Wakil Menteri ATR/BPN soal tingkat polusi Kota Depok tertinggi di Indonesia tidak berdasar. Namun pihaknya terus berkoordinasi dalam mengatasi mutu udara di Kota Depok.

"Jadi standarnya tidak jelas apa. Kami akan berkoordinasi, dan hal ini bagi kami sebagai pernyataan tersebut memang tidak berlandaskan karena tidak jelas. Kami juga akan benahi terus dalam baku mutu udara di Kota Depok," lanjut Imam.

Untuk mengetahui tingkat kualitas udara di Kota Depok, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok secara rutin menggelar uji emisi gratis terhadap kendaraan bermotor roda empat dan roda dua. Terakhir, DLHK menggelar uji emisi pada 4-8 Oktober 2021 di lima lokasi di Kota Depok.

DLHK Kota Depok juga memiliki quality monitoring system (AQMS) yang terpasang di Jalan Margonda Raya. Pada 4 Oktober 2021 pukul 06.00 WIB, disebutkan kualitas udara di Kota Depok masuk dalam kategori baik, dengan parameter tertinggi PM 10.

Sebelumnya, Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Surya Tjandra menyebutkan, Kota Depok memiliki tingkat polusi tertinggi di Indonesia. Surya mangatakan hal tersebut saat melakukan kunjungan kerja ke Kantor BPN Kota Depok.

“Depok ini punya masalah polusi tertinggi di Indonesia, bahkan lebih parah dari DKI,” kata Surya dalam rekaman suara yang diterima Kompas.com, Senin lalu.

Surya tidak menjelaskan indikator polusi di Kota Depok yang disebutnya tertinggi di Indonesia. Namun, pihaknya ingin mencari tahu soal masalah polusi di Kota Depok tersebut.

“Enggak jelas, justru kami ingin tahu apa penjelasannya, nanti solusinya jadi ketahuan, masalahnya di mana," kata Surya.

Surya menyatakan ingin bertemu dengan Wali Kota Depok Mohammad Idris untuk membahas persoalan polusi di Kota Depok.

“Gimana penjelasannya, kami ingin diskusi dengan Pak Wali, barangkali memang perlu pendekatan tata ruang yang lebih rapi,” lanjut Surya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Pernah Tolak Laporan Pelecehan yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar Saat Masa Kampanye

Polisi Pernah Tolak Laporan Pelecehan yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar Saat Masa Kampanye

Megapolitan
Sopir Truk Biang Kerok Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Ternyata Masih di Bawah Umur

Sopir Truk Biang Kerok Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Ternyata Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Senangnya Alif Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang, Bisa Lihat 'Sunset'

Senangnya Alif Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang, Bisa Lihat "Sunset"

Megapolitan
Tersangka Kecelakaan Beruntun di GT Halim Temperamental, Polisi Minta Bantuan KPAI dan Psikolog

Tersangka Kecelakaan Beruntun di GT Halim Temperamental, Polisi Minta Bantuan KPAI dan Psikolog

Megapolitan
Keluarga Pelaku Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Telah Dihubungi Polisi untuk Pendampingan

Keluarga Pelaku Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Telah Dihubungi Polisi untuk Pendampingan

Megapolitan
Dibawa Kabur dari Setiabudi, Mobil Patroli Polisi Ditemukan di Kemayoran

Dibawa Kabur dari Setiabudi, Mobil Patroli Polisi Ditemukan di Kemayoran

Megapolitan
Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Megapolitan
Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Megapolitan
Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Megapolitan
Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Megapolitan
Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Megapolitan
Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Megapolitan
Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com