Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ketua RT Soal Tradisi di Kebon Pala, Anak Dibiarkan Bermain Banjir agar Bisa Bantu Evakuasi

Kompas.com - 05/11/2021, 16:41 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Kebon Pala, Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, memiliki tradisi saat banjir terjadi di wilayah itu.

Mereka membiarkan anak-anak mandi dengan banjir. Hal itu diungkapkan Ketua RT 13 RW 04 Sanusi yang sudah tinggal selama 50 tahun di wilayah itu.

"Anak umur lima tahun aja dilepas sama orang tuanya, 'sono mandi dengan banjir'," kata Sanusi saat ditemui di bantaran Kali Ciliwung, Senin (1/11/2021).

Baca juga: Kebon Pala Banjir Lagi akibat Luapan Kali Ciliwung, Rumah Panggung Ikut Terendam

Tujuannya, ketika anak-anak itu sudah beranjak dewasa, kelak bisa membantu mengevakuasi korban banjir.

"Manfaatnya ada, ketika mereka bisa berenang, bisa bantu evakuasi," ujar Sanusi.

Warga Kebon Pala mengaku tidak kaget dengan banjir. Setiap tahun, banjir selalu menggenang wilayah itu.

Hal ini dikarenakan di daerah tersebut memiliki ketinggian tanah yang sejajar dengan bibir Kali Ciliwung. Beberapa rumah hanya bisa dijangkau dengan menyusuri gang kecil dan jalan menurun.

"(Banjir) ya tiap tahun. Udah langganan, keluarga kita udah enggak kaget lagi, udah biasa," kata Sanusi.

Baca juga: Kebon Pala Terendam Banjir 75 Cm Dini Hari Tadi Imbas Kali Ciliwung Meluap

Warga Kebon Pala hanya mau mengungsi saat Kali Ciliwung berstatus siaga 1 atau 2.

Selain itu, mereka memilih bertahan di rumah masing-masing.

Saat peringatan Kali Ciliwung berstatus siaga 3 misalnya, mereka tidak panik dan memilih memindahkan barang-barang berharga ke atas lemari atau tempat yang lebih tinggi.

"Kalau siaga 2 atau 3, orang-orang di sini belum pada ngungsi. Siaga 1 baru (ngungsi). Kalau siaga 1 nggak berani kita," ujar Aput (64), warga yang sudah menetap 25 tahun di bantaran Kali Ciliwung.

Terakhir, banjir menggenang wilayah Kebon Pala pada Senin (1/11/2021) dini hari. Ketinggian air 40 sentimeter.

Satu hari sebelumnya, Minggu (31/10/2021), di wilayah sama, banjir juga terjadi dengan ketinggian air mencapai 70 sentimeter.

Sementara pada Jumat (29/10/2021), ketinggian air mencapai 1,3 meter. Tidak ada warga yang mengungsi dari tiga kejadian banjir itu.

Bagi Aput, banjir sudah menjadi budaya turun-temurun di wilayahnya.

Meski rumahnya rawan banjir, ia sebenarnya tidak mau jika dipindah.

"Walaupun gubuk ini rumah kita. Mau dipindahin rusun (rumah susun), bukan rumah kita kok. Seperti lagunya God Bless, kan?," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com