Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pahlawan Nasional Aria Wangsakara, Pendiri Tangerang yang Ahli Strategi Perang

Kompas.com - 11/11/2021, 19:50 WIB
Muhammad Naufal,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Raut bahagia sekaligus bangga tergambar di wajah Raden Harris Yasin Yudhanegara saat menceritakan kisah leluhurnya. Leluhurnya yang bernama Raden Aria Wangsakara baru saja mendapatkan gelar Pahlawan Nasional pada 10 November 2021.

Raden Harris Yasin Yudhanegara alias Kang Bayu merupakan keturunan dari anak pertama Raden Aria Wangsakara, yaitu Yudhanegara.

Kang Bayu bercerita, Aria Wangsakara yang dikenal sebagai pendiri Tangerang, merupakan ahli strategi perang, diplomat ulung, dan seorang duta ulama.

Baca juga: Profil Raden Aria Wangsakara, Ulama dan Pendiri Tangerang yang Akan Jadi Pahlawan Nasional

Pada abad ke-16, Aria Wangsakara yang diperkirakan masih berusia 25 tahun pindah dari Sumedang yang sekarang merupakan wilayah Jawa Barat ke Tangerang yang kini masuk Provinsi Banten.

Bersama dengan dua adik sepunya yang bernama Raden Aria Santika dan Pangerang Surya Dewangsa, Aria Wangsakara menemui Sultan Abdul Mufakir, Sultan ke-4 Banten.

"Tiga Aria yang datang ke Banten ini minta izin ke Abdul Mufakir ini, ingin membuka kembali kerajaan baru, yang bisa membangun tatanan pemerintahan yang baru," papar Kang Bayu saat ditemui di Makam Aria Wangsakara di Lengkong, Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Kamis (11/10/2021).

"Dari situ, Abdul Mufakir mempersilakan. Sehingga ditunjuklah salah satu tempatnya di Banten. Yang sekarang (bernama) Tigaraksa, Tangerang," ujar dia.

Setelah dipersilakan, Aria Wangsakara dan kedua adik sepupunya harus menjaga wilayah Tigaraksa dan sekitarnya dari jajahan Belanda.

Aria Wangsakara dibebani tugas menjaga wilayah Ciledug dan sekitarnya. Saat itu, wilayah Ciledug dan sekitarnya berbatasan dengan wilayah yang dijajah Belanda.

Raden Aria Santika ditugaskan untuk menjaga wilayah Kebon Besar dan sekitarnya dari Belanda di Batavia. Sementara, Pangeran Surya Dewangsa ditugaskan menjaga perbatasan di Tangerang dari Betawi di wilayah yang kini masuk Tangerang Selatan.

"Tiga Aria ini punya peran masing-masing," ungkap Kang Bayu.

"Bentuk perjuangan Aria Wangsakara ini ya memang ingin mengembangkan, membangun kembali tanah yang kosong untuk dijadikan pemerintahan baru," sambung dia.

Saat ditugaskan menjaga wilayah Tangerang, ketiga orang itu termasuk Aria Wangsakara harus mempertahankan wilayah tersebut dari serangan Belanda dan lainnya.

Perang 7 bulan

Tahun 1654, Belanda hendak merebut wilayah kekuasaan Aria Wangsakara dan dua sepupunya. Perang selama tujuh bulan tak dapat dihindarkan.

Belanda menyerang wilayah Aria Wangsakara dan lainnya dari segala lini. Peperangan itu, kata Kang Bayu, terjadi di Ciledug, Sangiang, Pasar Baru, hingga Lengkong.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Megapolitan
Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com