JAKARTA, KOMPAS.com - Sumur resapan atau drainase vertikal adalah salah satu program di bawah kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk mengatasi banjir.
Sumur resapan adalah satu dari empat janji kampanye Anies Baswedan saat Pilkada DKI 2017 untuk mengendalikan banjir dan genangan saat hujan mengguyur Ibu Kota.
Saat kampanye, Anies mengatakan ada empat hal utama yang akan ia lakukan jika terpilih sebagai gubernur DKI Jakarta, yakni:
Baca juga: Kilas Balik Janji Anies Air Masuk ke Tanah Melalui Sumur Resapan
"Jadi air dari hulu diamankan, yang di tengah dipastikan turun ke bawah, dan di hilir kita bereskan," ujar Anies dalam acara "Jakarta Kece-Bagaimana Cara Ahok dan Anies Mengatasi Banjir?" yang ditayangkan stasiun televisi Netmediatama pada 13 Desember 2016.
Dilansir dari Instagram Dinas SDA DKI Jakarta, sumur resapan adalah salah satu konservasi air tanah melalui peresapan air ke dalam tanah yang diharapkan dapat meningkatkan volume air tanah.
Sumur resapan diharapkan dapat membantu atau mengurangi salah satu penyebab subsidence, yaitu akibat pengambilan air tanah yang masif.
Per Februari 2021, tercatat 3.964 titik sumur resapan yang baru dibangun. Padahal, menurut Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, kebutuhan sumur resapan di Jakarta mencapai 1,8 juta titik.
Untuk mengendalikan genangan dan banjir, sumur resapan bisa dibangun di atas trotoar. Air nantinya akan masuk melalui tali-tali menuju bak kontrol.
Air kemudian disaring dan baru masuk ke dalam sumur resapan.
Selain mencegah banjir dan genangan, sumur resapan juga dapat menjadi cadangan air pada musim kemarau.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.