JAKARTA, KOMPAS.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mendatangi kantor PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) guna menghimpun keterangan ihwal kecelakaan bus transjakarta yang sering terjadi belakangan ini.
Berdasarkan keterangan awal, didapatkan bahwa keluhan para sopir transjakarta soal menahan rasa kantuk.
"Pengemudi keluhan mereka ngantuk. Kenapa ngantuk? Ternyata mereka berjalan di koridor yang sempit, itu memerlukan konsentrasi yang lebih daripada bus yang berjalan di jalan biasa," kata Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono di Cawang, Jakarta Timur, Jumat (10/12/2021).
Baca juga: Ditanya Rencana Rombak Direksi Transjakarta, Wagub DKI: Tunggu Rekomendasi KNKT
Soerjanto mengatakan, sopir yang melaju di jalur yang sempit seperti halnya sopir bus transjakarta, memerlukan konsentrasi yang lebih dibanding sopir bus lain.
"Atau harus lebih fokus daripada yang lain, menyebabkan kelelahan yang cukup signifikan kepada pengemudi," ujar Soerjanto.
KNKT dan PT Transjakarta akan mencari solusi untuk mengurangi keletihan sopir transjakarta.
"Kami akan lihat scheduling antara libur dan hari kerja terus, bagaimana jam kerjanya, terus bagaimana masalah-masalah lain yang berkaitan dengan masalah pengemudi," kata Soerjanto.
Baca juga: Polisi: Ada 14 Kecelakaan Bus Transjakarta dalam 2 Bulan, Paling Banyak akibat Kelalaian Sopir
Pelibatan KNKT dalam hal ini merupakan inisiatif PT Transjakarta, menyusul maraknya kecelakaan bus secara beruntun.
Sebelumnya, data PT Transjakarta dalam rapat dengan Komisi B DPRD DKI Jakarta, Senin lalu, menyebut ada 502 kecelakaan yang melibatkan bus mereka dalam kurun Januari-Oktober 2021.
Dari data itu, terungkap bahwa mayoritas kecelakaan disebabkan oleh bus yang menabrak.
Faktor manusia menjadi salah satu poin penting yang disorot KNKT dalam rencana mengaudit PT Transjakarta.
“Masalah human factors ini menjadi hal yang dominan, karena unit Transjakarta berjalan di koridor, yang menyebabkan rasa lelah yang luar biasa bagi pengemudi,” kata Soerjanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.