JAKARTA, KOMPAS.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengeluarkan 12 temuan terkait kecelakaan dua kereta Lintas Rel Terpadu (LRT) Jabodebek di ruas Tol Jagorawi KM 12/600, Ciracas, Jakarta Timur, 25 Oktober 2021 lalu.
Kecelakaan yang melibatkan Train Set (TS) 20 dan TS 29 itu disebabkan teknisi TS 29 tidak fokus dalam menjalankan kereta.
Selain itu, ada distraksi yang disebabkan penggunaan telepon seluler.
Sebelum kereta berjalan menuju arah Stasiun Harjamukti, teknisi TS 29 menurunkan Sun Visor sehingga pandangan ke depan terhalang dan kereta menabrak TS 20 yang sedang langsir atau berhenti.
Tabrakan atau benturan terjadi dengan kecepatan kereta di atas 50 km/jam.
Berikut 12 temuan dari KNKT terkait kecelakaan dua LRT tersebut:
1. Pada saat kejadian, kecepatan kereta TS 29 tidak melampaui batas kecepatan SOP langsir, yakni 80 km/jam.
2. Pengaturan metode komunikasi masih perlu diperbaiki. Saat kejadian, terdapat 12 train set yang akan dipindahkan/dilangsir, dan komunikasi dilakukan dengan telepon seluler.
3. Titik berhenti langsir tidak jelas saat tabrakan terjadi. TS 29 sebelumnya direncanakan berhenti langsir pada KM 12+800 KM jalur satu Stasiun Harjamukti.
4. Perjalanan TS 29 menjelang tabrakan dengan posisi Sun Visor kabin masinis (penghalang matahari) tertutup sebagian, sehingga mengganggu pandangan masinis/teknisi.
5. Teknisi TS 29 belum sempat melakukan pengeremen dan juga tidak menekan tombol darurat.
Baca juga: Temuan Sementara KNKT soal Ratusan Kecelakaan Transjakarta: Sopir Kelelahan, Jam Kerja Jadi Sorotan
6. Sebelum tabrakan, teknisi TS 29 melihat TS 20 pada jarak 245,8 meter di depannya.
7. Jarum indikator speedometer analog kereta TS 29 (yang menabrak) terhenti pada angka kecepatan 50 km/jam.
8. Dari percobaan KNKT di kabin, apabila Sun Visor diturunkan pada ketinggian tertentu, penglihatan teknisi/masinis sangat terganggu dan hanya bisa melihat obyek pada jarak sekitar delapan meter. Obyek/kereta di depannya hanya terlihat bagian bawahnya saja. Ini menunjukkan bahwa apabila Sun Visor digunakan untuk menutupi kaca depan, maka penglihatan teknisi/masinis menjadi sangat terganggu.
9. S-Diag (On board Diagnostics) kereta belum terkonfigurasi.