Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan dan Drainase Mampet, Wilayah Kunciran Terendam Banjir hingga 1 Meter

Kompas.com - 21/12/2021, 05:42 WIB
Muhammad Naufal,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Banjir setinggi satu meter merendam puluhan kediaman warga Kunciran, Pinang, Kota Tangerang, hingga Senin (20/12/2021) malam.

Pantauan TribunTangerang sekitar pukul 22.30 WIB, banjir sepanjang 500 meter itu tepatnya berada di Jalan Sultan Ageng Tirtayasa, RT05/RW09, Kunciran.

Warga sempat merasa was-was jika hujan turun dan level air meningkat. Hal itu menyebabkan ratusan warga terjaga hingga Senin malam.

Baca juga: Rumah Terendam Banjir, Sekeluarga dengan 3 Anak di Ciledug Indah Pilih Mengungsi

Agar terhindar dari banjir, warga memindahkan kendaraan masing-masing ke titik yang lebih tinggi.

Masyarakat setempat tampak menutup Jalan Sultan Ageng Tirtayasa menggunakan bambu agar tak ada pengendara kendaraan bermotor yang melintas.

Zaenal, warga setempat, berujar bahwa permukiman itu mulai terendam banjir sekitar pukul 17.00 WIB atau satu jam usai diguyur hujan.

"Banjir sekarang tingginya sekitar satu meter saja atau seukuran pinggang dewasa, semua rumah disini sudah terendam banjir dari tadi," ujar Zaenal, dilansir dari TribunTangerang, Selasa (21/12/2021).

"Tadi sore sekira selesai maghrib lebih parah, tinggi banjir sampai setinggi perut orang dewasa, ini udah agak sedikit surut walaupun masih banjir," lanjut dia.

Baca juga: Sejumlah Titik di Jakbar Terendam Banjir hingga 1 Meter, Ada Pengendara Terjebak Tak Bisa Pulang

Zaenal mengaku permukimannya sudah sering dilanda banjir sejak 10 tahun silam. Dia menduga, banjir di sana terjadi akibat aliran di drainase tak berjalan dengan lancar.

Proyek pembangunan tol menuju Bandara Soekarno-Hatta di Kota Tangerang dan bertambahnya kompleks di wilayah itu turut menjadi ihwal munculnya banjir.

"Wilayah sini emang sudah jadi langganan banjir selama 10 tahun terakhir, paling parah ya beberapa tahun ini setelah ada proyek pembangunan tol menuju bandara sama komplek perumahaan baru semakin bertambah, jadi emang benar-benar sudah tidak ada daerah resapan air," paparnya.

Dia menduga banjir di permukiman itu baru bisa surut usai enam jam. Dibutuhkan waktu yang lama agar banjir surut lantaran di sana tak ada pompa air.

"Habis mau gimana, saluran air enggak berjalan, daerah resapan enggak ada, mesin pemompa air juga enggak ada, ya udah nunggu surut sendiri aja kita warga mah," tutur Zaenal.

Baca juga: Pompa Stasioner Rusak, Sudin SDA Kerahkan Pompa Mobile untuk Atasi Banjir di Kemang

Dia berharap, Pemerintah Kota Tangerang dapat menanggulangi banjir di permukiman tersebut.

"Ya tolong kepada Pemkot Tangerang, bapak Wali Kota Tangerang, agar memerhatikan kami warganya ini yang sangat sering terendam banjir," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadi Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Bakar Bisa Bikin Rumah dan Biayai Sekolah Anak hingga Sarjana

Jadi Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Bakar Bisa Bikin Rumah dan Biayai Sekolah Anak hingga Sarjana

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Naik, Pedagang: Mungkin Belum Masa Panen

Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Naik, Pedagang: Mungkin Belum Masa Panen

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Megapolitan
Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Megapolitan
Heru Budi Minta Kadis dan Kasudin Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Mobil Dinas oleh ASN

Heru Budi Minta Kadis dan Kasudin Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Mobil Dinas oleh ASN

Megapolitan
Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Megapolitan
Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Megapolitan
Dukung Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Rp 22 Miliar, Fraksi PKS: Biar Nyaman Jadi Kantor Kedua

Dukung Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Rp 22 Miliar, Fraksi PKS: Biar Nyaman Jadi Kantor Kedua

Megapolitan
Harga Bawang Putih di Pasar Perumnas Klender Masih Stabil dari Sebelum Lebaran

Harga Bawang Putih di Pasar Perumnas Klender Masih Stabil dari Sebelum Lebaran

Megapolitan
PSI DKI Ingatkan Heru Budi soal Keberadaan Biro Jasa Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung

PSI DKI Ingatkan Heru Budi soal Keberadaan Biro Jasa Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung

Megapolitan
Penampilan Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Palsu TNI yang Kini Berbaju Tahanan

Penampilan Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Palsu TNI yang Kini Berbaju Tahanan

Megapolitan
Gerindra Mulai Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor untuk Pilkada 2024

Gerindra Mulai Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor untuk Pilkada 2024

Megapolitan
DBD di Jaksel Turun Drastis, dari 507 Menjadi 65 Kasus per April 2024

DBD di Jaksel Turun Drastis, dari 507 Menjadi 65 Kasus per April 2024

Megapolitan
Dalam Rapat LKPJ 2023, Heru Budi Klaim Normalisasi Berhasil Atasi Banjir Jakarta

Dalam Rapat LKPJ 2023, Heru Budi Klaim Normalisasi Berhasil Atasi Banjir Jakarta

Megapolitan
Pria di Bekasi Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Pria di Bekasi Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com