Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantah DPRD, Wagub DKI Sebut Tidak Mungkin Sirkuit Formula E Dibangun di Bekas Rawa

Kompas.com - 31/12/2021, 21:21 WIB
Jessi Carina

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria buka suara soal trek Formula E.

Ia mengeklaim sirkuit Formula E tidak dibangun di atas rawa-rawa ataupun lahan endapan lumpur.

Bantahan ini sebagai bentuk respons dari perkataan Politisi PDIP Pandapotan Sinaga yang menyebut sirkuit Formula E dibangun di atas lahan bekas pembuangan lumpur.

"Ya tidak mungkin Formula E dilakukan di rawa-rawa, ya itu informasi darimana," kata Riza di Balai Kota DKI, Jumat (31/12/2021).

Politisi Gerindra ini mengatakan bakal melakukan pengecekan dengan pihak terkait.

Baca juga: Diminta Tak Tebang Pohon Untuk Sirkuit Formula E, Jakpro: Tidak Ditebang, Mungkin Dipindahkan

"Nanti dicoba cek ya. Saya kira tidak mungkin Formula E dilaksanakan di rawa-rawa ini, kan bukan off-road. Jadi tolong dicek dulu, ditanyakan lagi di Formula E ke Jakpro tempat yang pastinya," ungkapnya.

Sebelumnya, Sekretaris Komisi B DPRD DKI Jakarta Pandapotan Sinaga ragukan trek Formula E rampung pada April 2022 mendatang.

Hal ini diungkapnya saat meninjau lokasi sirkuit Formula E di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara.

"Ya saya kan diyakinkan Pak Gunung (Direktur Pengembang PT Jakpro) katanya bisa dikerjakan tiga bulan untuk menyelesaikan ini. Tapi karena saya melihat dengan kasat mata saya, dengan kemampuan saya, saya gak percaya tiga bulan. Kurang yakin," katanya di lokasi, Rabu (29/12/2021).

Politisi PDIP ini menuturkan struktur lahan di lokasi trek Formula E membuatnya kian ragu.

Baca juga: Pembangunan Sirkuit Formula E di Ancol Butuh Anggaran Rp 100 Miliar

Pasalnya, kata Pandapotan, lahan tersebut bekas pembuangan lumpur. Setiap kegiatan pemerintah daerah seperti MRT, pembuangan lumpurnya selalu ke lokasi tersebut.

"Kondisi lapangan yang kita lihat ini dan waktu. Kita kan bisa melihat kondisi lapangan ini, tapi kebetulan kan, aku kan bukan orang teknik tapi ngerti dikit-dikit. Melihat ini kan termasuk ini kan bahan mentah, saya tahu kan ini bekas pembuangan lumpur," imbuhnya.

"Ini pembuang lumpur dari kali MRT ke sini buang lumpurnya. Ini yang namanya penampungan buang lumpur Ancol Timur sama Ancol Barat. Ini dulunya rawa ya, rawa yang diuruk. Ini dulu kan banjir. mulai setiap kegiatan pengerukan yang dilakukan Pemda dulu itu namanya buangan penampungan Ancol Timur, termasuk dr MRT," lanjutnya.

Kendati begitu, ia mengatakan bakal mempercayai sepenuhnya proses pembangunan trek pada pihak-pihak terkait termasuk PT Jakarta Propertindo (Jakpro).

Baca juga: Kejar Tayang Jakpro, Bangun Sirkuit Formula E di Lahan Berlumpur dan Berlubang dalam 3 Bulan

"Ya paling tidak 6 bulan (trek rampung). Ini kan termasuk lahan mentah tapi kan mereka akan kecanggihan teknologi. Sekarang kan saya ga paham mungkin dengan kecanggihan teknologi yang didapatkan ini dia bisa dikatakan bisa tiga bulan, kita lihat saja nanti," pungkasnya.

Sebagai informasi, Ketua Pelaksana Formula E sekaligus Sekjen Ikatan Motor Indonesia (IMI), Ahmad Sahroni mengatakan sirkuit yang akan dibangun untuk Formula E bakal mengikuti berbagai spesifikasi dari FEO dan FIA.

Sirkuit ini pun telah direncanakan selesai pada pada Bulan April 2022 mendatang. Sehingga proses pembangunan akan dimulai pada awal tahun 2022 mendatang atau Januari 2022.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul "PDIP Sebut Trek Formula Dibangun Di Atas Lahan Bekas Buangan Lumpur, Wagub DKI: Tidak Mungkin".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Megapolitan
2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

Megapolitan
Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Megapolitan
Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Megapolitan
Ketakutan Pengemudi 'Online' Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Ketakutan Pengemudi "Online" Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Megapolitan
KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

Megapolitan
Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Megapolitan
Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Megapolitan
Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Megapolitan
Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Megapolitan
Mau Jadi Cawalkot Depok, Sekda Supian Suri Singgung Posisinya yang Tak Bisa Buat Kebijakan

Mau Jadi Cawalkot Depok, Sekda Supian Suri Singgung Posisinya yang Tak Bisa Buat Kebijakan

Megapolitan
Menguak Penyebab Kebakaran Toko 'Saudara Frame' yang Memerangkap Tujuh Penghuninya hingga Tewas

Menguak Penyebab Kebakaran Toko "Saudara Frame" yang Memerangkap Tujuh Penghuninya hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Bocah yang Setir Mobil Pameran hingga Tabrak Tembok Mal di Kelapa Gading Berujung Damai

Kasus Bocah yang Setir Mobil Pameran hingga Tabrak Tembok Mal di Kelapa Gading Berujung Damai

Megapolitan
Tak Beda Jauh Nasib Jakarta Setelah Jadi DKJ, Diprediksi Masih Jadi Magnet Para Perantau dan Tetap Macet

Tak Beda Jauh Nasib Jakarta Setelah Jadi DKJ, Diprediksi Masih Jadi Magnet Para Perantau dan Tetap Macet

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com