JAKARTA, KOMPAS.com - Pemprov DKI Jakarta telah memulai pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen mulai Senin (2/1/2022).
Sejumlah orangtua menyambut beragam dengan keputusan tersebut.
Pasalnya, saat ini kasus Covid-19 di Tanah Air belum berakhir. Bahkan mulai kembali meningkat menyusul adanya varian baru Omicron yang menyebar lebih cepat.
Rizky Basuki, orangtua dua siswa di SDIT Darul Ma'arif 3 Ciracas, Jakarta Timur, menyambut baik kembali digelarnya PTM 100 persen di Jakarta.
Baca juga: Nekatnya Kebijakan Buka Sekolah Tatap Muka 100 Persen di Tengah Bahaya Omicron
Dia pun mengizinkan kedua anaknya untuk kembali belajar di sekolah.
"Untuk saat ini mengizinkan, selama tidak ada kasus Covid-19 di sekolah dan yang penting sudah divaksin," ujar Rizky kepada Kompas.com, Senin (3/1/2021).
Kendati begitu, Rizky mengaku bahwa kekhawatiran terhadap anak-anaknya yang mulai sekolah tatap muka tetap ada.
Oleh karena itu, dia juga akan selalu memantau bagaimana penerapan protokol kesehatan yang dilakukan di sekolah.
Meskipun diakui Rizky bahwa protokol kesehatan di sekolah anaknya sejauh ini sudah cukup baik.
Baca juga: IDAI Ingatkan Sekolah Tak Paksa Anak Ikuti Pembelajaran Tatap Muka 100 Persen
"Tapi bagus (PTM 100 persen), karena sebelumnya kan sudah dilakukan PTM terbatas, artinya dilakukan bertahap, tidak langsung 100 persen masuk semua muridnya," kata Rizky.
Menurut dia, meskipun saat PTM terbatas terdapat klaster sekolah, namun hal tersebut bisa diatasi.
Dengan demikian, dia pun mendukung pelaksanaan PTM 100 persen tersebut.
Apalagi dia menilai bahwa kegiatan belajar tatap muka sama saja dengan kegiatan lainnya.
Misalnya seperti bekerja yang sudah di kantor, olahraga di ruang publik, jalan-jalan ke tempat wisata, hingga belanja ke pasar atau mall.
"Prinsipnya sudah ada kegiatan di lapangan. Nah sekolah juga harus mulai offline, karena daya tangkap ilmunya lebih maksimal kalau belajar offline, khusus buat tingkat SD ya," kata Rizky.