JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengeklaim, sampai saat ini belum ditemukan kasus Covid-19 akibat proses pembelajaran tatap muka (PTM) berkapasitas 100 persen.
Menurut dia, selama ini protokol kesehatan (prokes) dalam pelaksanaan PTM berkapasitas 100 persen masih berjalan dengan baik.
"PTM alhamdulillah berjalan dengan baik sesuai dengan laporan kehadirannya tinggi, vaksinnya juga baik, prokesnya juga baik. Sampai hari ini tidak ada masalah yang berarti. Kemudian, tidak ada kasus sampai hari ini," kata Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (6/1/2022).
Baca juga: Giring PSI Terperosok Lumpur di Sirkuit Formula E, Begini Respons Wagub DKI
Riza mengatakan, saat ini banyak orangtua yang senang anaknya bisa kembali bersekolah, begitu pula anak-anak yang mengikuti pembelajaran langsung.
Sebab, selama ini pembelajaran jarak jauh memiliki tantangan dan hambatan tersendiri bagi anak dan orangtua.
"Tentu dengan belajar langsung bagi anak jadi baik untuk mengetahui, memahami, mendapatkan ilmu di sekolah dan tentu lebih senang ketemu teman-teman," ujar dia.
Baca juga: Varian Omicron Melonjak di Jakarta, Akankah Kengerian Kasus Covid-19 Tahun Lalu Terulang?
Sebelumnya, Kepala Bidang Humas Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taga Radja menegaskan, sekolah tatap muka ditutup apabila terjadi klaster penyebaran Covid-19.
Sekolah dialihkan sementara selama 14 hari melalui pembelajaran jarak jauh (PJJ) sembari menunggu penularan Covid-19 berhenti.
"Menghentikan sementara penyelenggaraan PTM di tingkat satuan pendidikan (sekolah) dan dialihkan menjadi PJJ selama 14 hari apabila, satu, terjadi klaster penularan Covid-19 di satuan pendidikan," kata Taga saat dihubungi melalui telepon, Rabu (5/1/2022).
Kondisi kedua, sekolah tatap muka akan ditutup apabila hasil active case finding, positivity rate warga sekolah terkonfirmasi positif lebih dari 5 persen.
Baca juga: Rincian Temuan 251 Kasus Omicron di Jakarta dalam 20 Hari Terakhir, Ada 90 pada 4 Januari
Sekolah juga bisa ditutup selama 14 hari apabila menjadi daftar hitam penyebaran Covid-19 dalam aplikasi PeduliLindungi.
Apabila di lingkungan ada kerumunan dan penyebaran kasus masif, kemungkinan sekolah untuk ditutup bisa terjadi.
Namun, berbeda bila hanya ada dua atau kasus Covid-19 di sekolah. Sebab, kemungkinan penyebaran Covid-19 tidak terjadi di sekolah tetapi di lingkungan keluarga siswa.
"Yang (penutupan sekolah) 5 hari (jika ditemukan) hanya dua, satu (kasus) bukan klaster," kata Taga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.