Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik Kampung Susun Bayam, Dijanjikan untuk Warga tapi Malah Akan Ditempati Pekerja JIS

Kompas.com - 18/01/2022, 09:37 WIB
Sania Mashabi,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan Kampung Susun Bayam di sekitar Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara, menjadi sorotan.

 

Pasalnya, kampung susun yang tadinya diperuntukkan bagi warga terdampak pembangunan JIS justru akan ditempati para pekerja pendukung operasional stadion tersebut.

Manajer Proyek PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Arry Wibowo menyampaikan bahwa pekerja, mulai dari janitor hingga penjaga keamanan di JIS, akan mendapatkan hunian di Kampung Susun Bayam yang sedang dibangun oleh Jakpro.

"Memang ini stadion gede banget. Perlu fasilitas pekerja di mana sehari hari mereka berkolaborasi merawat (JIS), seperti cleaning service dan tenaga kerja, security dan lain-lain, harapannya bisa di tampung di situ," ucap Arry di JIS, Jumat (14/1/2022).

Pihaknya akan segera melakukan seleksi pekerja yang akan merawat bangunan stadion tersebut. Jakpro masih belum mengetahui pasti jumlah pekerja yang akan menempati kampung susun itu.

Baca juga: Kampung Susun Bayam Dibangun Bukan untuk Warga Terdampak JIS, Ketua DPRD: Pembohongan Publik!

"Nanti akan dilakukan mekanisme seleksi oleh Pemprov DKI, jadi kami menerima itu setelah diseleksi oleh Pemprov," lanjut dia.

Meski demikian, menurut Arry, masih terbuka kesempatan bagi warga untuk menempati Kampung Susun Bayam.

"Warga yang memenuhi kualifikasi dan seleksi, jadi memang terbuka saja ya untuk warga sekitar," kata Arry saat dihubungi, Senin (17/1/2022).

Arry mengatakan, ada mekanisme lanjutan mengenai ketentuan soal kriteria warga yang berhak menghuni kampung susun.

Ia mengaku belum bisa menyampaikan secara detail mengenai mekanisme penentuannya sebab hal itu masih dibahas.

"Kita kan sudah lama ya koordinasi, artinya terkait ini baik itu di forum Balai Kota maupun di tingkat wilayah untuk menentukan mekanismenya seperti apa. Masih dalam pembahasan".

Baca juga: Jakpro Sebut Akan Ada Seleksi Warga yang Tinggal di Kampung Susun Bayam

Kritik dari Ketua DPRD DKI

Rencana pembangunan Kampung Susun Bayam bagi pekerja JIS mendapat sorotan dari Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi.

Menurut pria yang akrab disapa Pras itu, Kampung Susun Bayam percuma dibangun jika tidak diperuntukkan bagi warga Kampung Bayam yang terdampak proyek JIS.

"Kalau ujung-ujungnya Kampung Susun Bayam untuk para pekerja pendukung JIS buat apa dilakukan CAP. Itu namanya menipu. Membohongi publik," kata Prasetio melalui keterangan tertulis, Senin (17/1/2022).

CAP adalah community action plan (CAP) yang dilakukan sebelum pemerintah membangun sebuah fasilitas. Melalui CAP, pemerintah meminta masukan dari warga terkait proyek yang akan dibangun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Megapolitan
Maling di Sawangan Depok Angkut 2 Motor Lewati Portal Jalan

Maling di Sawangan Depok Angkut 2 Motor Lewati Portal Jalan

Megapolitan
Pedagang Pigura di Jakpus 'Curi Start' Jualan Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Jakpus "Curi Start" Jualan Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com