Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penduduk Miskin di Tangerang Selatan Bertambah 3.580 Jiwa akibat Pandemi Covid-19

Kompas.com - 25/01/2022, 01:01 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Jumlah warga miskin di Tangerang Selatan bertambah sebanyak 3.580 jiwa pada 2021.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tangerang Selatan mencatat ada 44.570 jiwa penduduk miskin. Sementara, pada 2020, tercatat ada 40.990 jiwa.

"Kalau dari data BPS tahun 2021, jumlah penduduk yang miskin di wilayah Tangsel berjumlah 44.570 orang," ujar Statistisi Ahli Muda Kota Tangsel Vivi Frizalda saat dihubungi, Senin (24/1/2022).

Baca juga: BPS Catat Penurunan Angka Penduduk Miskin Jateng hingga 175.740 Orang

"Jumlah ini meningkat 3.580 orang dari data tahun sebelumnya yang hanya mencatat 40.990 orang yang dalam kategori warga miskin di Tangsel," tutur dia.

Vivi menjelaskan, data tersebut merupakan angka kemiskinan dari indikator penduduk miskin karena pandemi Covid-19 berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas).

Dia menambahkan, ada situasi di mana warga yang memiliki pendapatan di atas garis kemiskinan, kemudian ekonominya terdampak pada awal pandemi. Sehingga warga tersebut kini masuk kategori penduduk miskin.

Selain itu, Vivi menyebutkan, kenaikan jumlah warga miskin tertinggi justru terjadi pada awal 2020 yang melonjak hingga 11.830 jiwa.

"Yang paling tinggi itu tahun 2019-2020 ketika Covid-19 awal. Yang sangat tinggi sekali itu 2019 jumlah orang miskin 29.160 kemudian tahun 2020 menjadi 40.990 jiwa. Sehingga total selisih kenaikan angkanya sekitar 11.830 jiwa," ujar Vivi.

Baca juga: Data BPS: Indeks Kebahagiaan Warga DKI Jakarta Turun

Dikutip dari Data BPS Tangerang Selatan, jumlah penduduk miskin pada 2018 berjumlah 28.210 jiwa.

Kemudian, jumlah penduduk miskin bertambah pada 2019 menjadi 29 .160 jiwa. Pada tahun 2020, jumlah penduduk miskin meningkat signifikan yakni mencapai 40.990 jiwa.

Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kebutuhan dasar (basic needs approach).

Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan, yang diukur menurut garis kemiskinan (makanan dan non-makanan).

Garis kemiskinan makanan adalah nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan (setara 2100 kkal per kapita per hari). Jumlah komoditi makanan yang digunakan mencapai 52 jenis komoditi.

Sedangkan garis kemiskinan non-makanan adalah nilai minimum pengeluaran untuk perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan pokok non-makanan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Megapolitan
5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

Megapolitan
7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

Megapolitan
Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Megapolitan
Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Megapolitan
Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Megapolitan
Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Megapolitan
Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Megapolitan
Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Megapolitan
Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com