Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Sebut Tersangka Pengeroyokan Kakek di Cakung Tak Terkait Ancaman Pembunuhan ke Korban

Kompas.com - 07/02/2022, 05:32 WIB
Tria Sutrisna,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polda Metro Jaya menyebutkan bahwa ancaman pembunuhan yang diterima HM (89) tidak ada hubungannya dengan enam tersangka kasus pengeroyokan.

Untuk diketahui, HM tewas dikeroyok di Jalan Pulo Kambing Raya, Cakung, Jakarta Timur, karena diteriaki maling setelah kendaraannya menyenggol pengendara motor.

"Keenam tersangka tidak ada kaitannya dengan latar belakang korban," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan dalam keterangannya, dikutip Senin (7/2/2022).

Baca juga: Diperiksa Polisi, Anak Korban Pengeroyokan di Cakung Sebut Ada Ancaman Pembunuhan Sebelum Kejadian

Menurut Zulpan, penyidik sudah melakukan pendalaman terhadap keenam tersangka pengeroyok HM hingga tewas.

Hasilnya, para tersangka saling mengenal satu sama lain.

Selain itu, lanjut Zulpan, penyidik juga tidak menemukan adanya rencana tindak kejahatan, seperti ancaman pembunuhan, yang dilakukan para tersangka terhadap korban.

"Sudah saya sampaikan keenam tersangka itu bahkan ada yang tidak saling kenal," kata Zulpan.

"Sudah dibuka semua komunikasinya, handphone-nya kami lihat, percakapan kami lihat mundur ke belakang sekian bulan. Itu tidak ada mereka berbicara atau merencanakan (pengeroyokan). Itu tidak ada," ungkap Zulpan.

Baca juga: Daftar Jalan di Jakarta yang Ditutup karena Pemberlakuan Crowd Free Night

Sebelumnya, Polres Metro Jakarta Timur memeriksa Bryana Halim, anak dari HM, pada Sabtu (5/2/2022).

Dalam pemeriksaan tersebut, Bryana memberikan keterangan kepada penyidik terkait dugaan ancaman pembunuhan yang diterima HM sebelum pengeroyokan.

Bahkan, kata Bryana, HM sempat melarang anaknya untuk berkunjung ke rumah atau bertemu untuk sementara waktu.

"Papa dapat ancaman mati sebelum kejadian, ancaman dibunuh sebelum kejadian. Saya sebulan lebih enggak boleh ke rumah," ungkap Bryana.

Baca juga: Anies Usul ke Luhut Agar Status PPKM Jakarta Naik ke Level 3 di Tengah Lonjakan Kasus Covid-19

Bryana menambahkan, sang ayah bahkan sempat mengaku kerap dibuntuti seseorang setiap bepergian sebelum peristiwa pengeroyokan.

"Jadi sebelum kejadian ada telepon, dan papa mengatakan, 'Kamu kenapa buntutin saya terus?'. Itu beberapa hari sebelum kejadian," kata Bryana.

Untuk diketahui, insiden pengeroyokan terhadap HM bermula ketika mobil yang dikendarai korban menyerempet salah satu motor di kawasan Cipinang Muara.

"Pengemudi motor kemudian merasa dirugikan, karena melihat mobil korban tidak berhenti," kata Zulpan.

Baca juga: Seorang Pria Tewas Tertabrak KRL di Pasar Minggu, Polisi: Korban Menyeberang Rel Ingin Kembali ke Motornya

Pemotor itu lalu mengejar korban dan melakukan aksi provokatif dengan teriak 'maling'.

"Inilah yang mengakibatkan banyaknya pemotor lain simpatik, secara beramai-ramai mengejar mobil korban sampai TKP (tempat kejadian perkara) akhir di Pulo Kambing," kata Zulpan.

Penganiayaan dilakukan hingga HM tewas di Jalan Pulo Kambing, Minggu (23/1/2022) sekitar pukul 02.00 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com