Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Pasien Covid-19 yang Jalani Isolasi Mandiri di Sunter Agung Dipasangi Stiker

Kompas.com - 11/02/2022, 12:44 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kelurahan Sunter Agung, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, menempel stiker di rumah-rumah pasien Covid-19 yang tengah menjalani isolasi mandiri (isoman).

Setidaknya terdapat 39 rumah di RW 001 Kelurahan Sunter Agung yang ditempeli stiker.

"Hari ini kami telah melaksanakan penempelan stiker di rumah warga yang isoman di RW 001 Kelurahan Sunter Agung," ujar Lurah Sunter Agung Danang Wijanarka di lokasi, Jumat (11/2/2022).

Baca juga: Saat Kasus Covid-19 di Sunter Agung Melonjak, Lurah: Tiba-tiba Naik, Omicron Cepat Menyebar...

Menurut Danang, stiket tersebut dipasang agar pasien yang sedang menjalani isoman lebih terpantau.

Tujuan lainnya agar warga mengetahui bahwa penghuni rumah tersebut sedang menjalani isolasi.

"Biar enggak ke mana-mana, jelas gitu. Kalau tidak ditempel kan jadi tidak ketahuan. Supaya mereka itu lebih tertib dalam isoman karena ini permukiman padat jadi harus ada stikernya," kata dia.

Danang mengatakan, stiker ada ditempel setelah warga yang menjalani isoman diberi obat dan sembako.

Baca juga: Hasil Verifikasi Kelurahan, Kasus Aktif Covid-19 di Sunter Agung Ada 460, Bukan 1.000-an

Adapun data kasus aktif Covid-19 di Kelurahan Sunter Agung menunjukkan hanya ada 460 kasus aktif Covid-19 per Jumat ini, dari sebelumnya disebut sekitar 1.000.

Danang mengatakan, angka tersebut diketahui berdasarkan hasil cleansing dan verifikasi lapangan yang telah dilakukan.

"Per hari ini (kasus aktif Covid-19) ada 460, yaitu 308 isoman (isolasi mandiri) dan 129 dirawat. Itu data di lapangan," ujar Danang.

Danang menjelaskan, data hasil verifikasi lapangan yang dimaksud adalah data by name by address yang ada di puskesmas setempat.

Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Pemkot Jakpus Akan Ubah GOR dan Rumah Dinas Pejabat Jadi Tempat Isolasi

Pihaknya masih akan menunggu informasi baik dari satgas kecamatan, tingkat kota, maupun dari RT/RW apabila ada tambahan kasus.

Terkait adanya selisih data 1.000 lebih kasus aktif dengan hasil verifikasi di lapangan, Danang mengaku tidak mengetahuinya.

"Saya kurang tahu kenapa ada selisih, yang jelas di lapangan adanya 460. Mungkin saja sisanya sudah sembuh, mungkin saja sisanya data yang belum dikirim ke kami, mungkin saja data itu sudah numpang KTP atau hal-hal lain yang kami tidak tahu," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Megapolitan
Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Tarif Tol Jakarta-Pekalongan untuk Mudik 2024

Tarif Tol Jakarta-Pekalongan untuk Mudik 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com