JAKARTA, KOMPAS.com - Lima pelaku pembegalan anggota Korps Brigade Mobil (Brimob) Aiptu Edi di Kranggan, Kota Bekasi, disebut sudah beraksi lebih dari lima kali.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan menjelaskan, sejak 2021 lalu kelima pelaku sudah beberapa kali melakukan pembegalan.
Kepada penyidik mereka mengaku sudah lima kali membegal dan mengambil sepeda motor hingga barang berharga milik korban-korbannya.
"Para pelaku sudah melakukan aksinya dari 2021 hingga awal 2022. Kurang lebih ada lima TKP (tempat kejadian perkara)," ujar Zulpan, Rabu (16/2/2022).
Baca juga: Anggota Brimob di Bekasi Diserang Begal hingga Tak Berdaya, Polisi Ringkus 5 Pelaku
Menurut Zulpan, kelima pelaku beraksi dengan modus memepet korban. Bahkan, para pelaku segan untuk melukai korbannya menggunakan senjata tajam.
Setelah itu, lanjut Zulpan, para pelaku mengambil sepeda motor korban dan menjualnya agar mendapat uang.
"Modusnya sama memepet, membacok, dan mengambil motor korban. Jadi motor akan dijual. Ada tersangka yang khusus menjual hasil curian," kata Zulpan.
"Untuk yang lima TKP itu masih didalami penyidik. Kan itu pengakuan mereka," sambungnya.
Baca juga: Anggota Brimob Merangkak Usai Dibegal di Bekasi, Saksi: Enggak Ada Warga yang Nolong
Kini, Kelima pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat Pasal 365 ayat 2 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
"Ancaman hukuman 12 tahun penjara," pungkasnya.
Untuk diketahui, Aipda Edi dibegal saat sedang melintas di Jalan Raya Kranggan pada Selasa dini hari sekitar pukul 02.00 WIB. Korban dipepet tiga pelaku yang mengendarai sepeda motor.
Aiptu Edi yang berusaha melawan saat terjadi perampasan kendaraan mengalami luka bacok pada tangan sebelah kiri hingga ke bagian punggung.
Setelah berhasil melukai Aiptu Edi, pelaku langsung kabur membawa sepeda motor milik korban dan meninggalkan korban tergeletak di pinggir jalan.
Sarwono (52), anggota Perlindungan Masyarakat (Linmas) Kelurahan Jatiraden, Kecamatan Jatisampurna, menjadi orang pertama yang menemukan Aipda Edi dalam kondisi luka-luka.
"Kebetulan saya kan Linmas, tugasnya memang patroli. Saya patroli sekitar pukul 02.00 karena jam segitu memang lagi rawan. Waktu saya patroli, saya lihat ada orang sedang bersandar di tembok, minta pertolongan," ucap Sarwono saat ditemui wartawan, Selasa (15/2/2022).
Begitu melihat Aipda Edi dalam kondisi lemas dan berlumuran darah, Sarwono bergegas menghubungi ketua RT setempat untuk meminta bantuan tambahan.
"Saya telepon pak RT sebanyak dua kali, tidak lama dari telepon kedua, pak RT datang dan ikut membantu membawa korban ke rumah sakit," ucap Sarwono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.