Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengelola Pasar Slipi Minta Pedagang Tahu Tempe Tetap Berjualan jika Punya Stok

Kompas.com - 21/02/2022, 15:53 WIB
Reza Agustian,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pengelola Pasar Slipi, Jakarta Barat Hendra Silalahi mengimbau penjual tahu dan tempe untuk kembali berdagang.

Hal ini agar aktivitas jual beli kembali seperti biasanya.

"Saya mengimbau kepada para pedagang saya, kalau mendapat suplai tahu dan tempe untuk segera berjualan, agar roda perekonomian dapat berputar," ujar Hendra saat dihubungi, Senin (21/2/2022).

Baca juga: Pedagang Warteg Mengeluh, Keliling Pasar demi Cari Tahu Tempe tapi Stok Kosong

Hendra mengatakan, sejumlah pedagang tahu dan tempe di Pasar Slipi mengikuti aksi mogok produksi yang dilakukan perajin tahu tempe di sejumlah wilayah di Jabodetabek.

"Aksi ini estimasinya ada lima sampai tujuh pedagang yang tidak menjual tahu tempe, kalau aktifnya biasanya ada 10 lapak yang menjual tahu tempe di Pasar Slipi," ungkap dia.

Menurut Hendra, mogoknya penjual tahu tempe di Pasar Slipi cukup berdampak bagi masyarakat, sebab tahu tempe merupakan termasuk ke dalam sembilan kebutuhan bahan pokok.

Ia memastikan akan melindungi para pedagang tahu tempe di Pasar Slipi jika mendapatkan sweeping akibat memaksa tetap berdagang tahu tempe pada masa aksi mogok tersebut.

"Kalau ada sweeping, kami sebagai pengelola melindungi keberlangsungan penjual dan pembeli Pasar Slipi," kata Hendra.

"Kami sudah koordinasi dengan Polsek dan bintara pembina desa (Babinsa) setempat agar menjaga keamanan di Pasar Slipi," sambung Hendra.

Baca juga: Pedagang Warteg Mengeluh, Keliling Pasar demi Cari Tahu Tempe tapi Stok Kosong

Terpisah, Haryati seorang pedagang gorengan mengatakan kesulitan mencari ketersediaan tahu tempe di sejumlah pasar.

"Sudah keliling Pasar Palmerah dan Pasar Slipi. Saya cari-cari nggak ada, kosong semua dari semalem," ucap Haryati.

"Tempe sendiri emang suka pakai, cuma yang utama itu tahu, buat dagangan saya," sambungnya.

Haryati mengungkapkan kelangkaan tahu tempe di pasar membuatnya pedagang sepertinya menjadi kesulitan dalam mencari uang, ditambah jika menemukan tahu tempe di pasar tentu harganya lebih mahal dari biasanya.

"Saya keberatan kondisinya seperti ini. Saya kan dagang di kampung, jadi ya sesuai harga kampung. Sekarang minyak susah, semua susah," tutur Haryati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com