Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Produsen Tempe di Mampang Mogok 3 Hari hingga Ancam Gelar Aksi di Jalan

Kompas.com - 22/02/2022, 09:00 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Matahari telah menampakan sinarnya. Namun, Yanto dan ketiga rekannya masih duduk di ruang tamu rumah kontarakan jalan Buncit X, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin (21/2/2022).

Yanto tak dapat memproduksi tempe hingga tiga hari ke depan karena sedang melakukan aksi mogok bersama rekan seprofesi karena imbas harga kacang kedelai yang melambung tinggi.

"Iya kita mogok itu mulai hari Senin ini sampai Rabu, tiga hari," ujar Yanto.

Baca juga: Kala Ratusan Perajin Tempe di Depok Lontarkan Ancaman dan Tuntut Harga Kedelai Distabilkan

Yanto terus menghisap sebatang rokok yang ada di tangan. Sesekali pandangannya tertuju pada sejumlah kayu pencetak tempe yang masih tertumpuk rapi di samping rumah.

Yanto dan ketiga temannya sedang membicarakan soal nasib penjualan tempe yang sudah mereka lakoni lebih dari 40 tahun.

Nasib Yanto dalam produksi tempe bergantung kepada kacang kedelai. Semula harga kedelai pada akhir tahun 2021, berkisar Rp 800.000, kini telah mencapai Rp 1,2 juta per kuintal.

"Meski kenaikan Rp 10 ribu, tapi naik setiap hari. Kan bingung kita jual tempenya," kata Yanto.

Dilema

Saat ini Yanto seakan menelan buah simalakama. Dilema dirasakan, terutama soal harga jual tempe hasil produksi ke pedagang.

Harga jual tempe dinaikan untuk menyesuaikan pendapatan karena biaya produksi yang meningkat sejak harga kacang kedelai meroket.

Namun, satu sisi Yanto juga memikirkan soal penjualan pedagang apabila harga tempe yang didapat olehnya sudah tinggi.

Baca juga: Imbas Aksi Mogok Produksi Perajin, Tahu Tempe Langka di Pasar

"Kalau jual ke pelanggan, mereka kan itu untuk dijual lagi, kalau dari kami sudah mahal, mereka jualnya berapa," kata Yanto.

Yanto sendiri telah manaikkan Rp 1.000 dari harga tempe yang biasa dijual kepada para pedagang. Harga tempe naik imbas harga kacang kedelai di pasaran naik.

"Sejauh ini tempe yang dinaikan itu semula dari Rp 5.000 jadi Rp 6.000, kemudian yang harga Rp 10.000 jadi Rp 11.000," kata Yanto.

Akan aksi di jalan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com