Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisa Input Sendiri Hasil Tes Covid-19 Palsu ke PeduliLindungi, Pelaku Pakai Klinik dan Dokter Fiktif

Kompas.com - 25/02/2022, 20:37 WIB
Muhammad Naufal,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - AR, salah seorang tersangka kasus pemalsuan hasil tes PCR dan antigen yang dijual di Bandara Soekarno-Hatta disebut mampu menginput hasil tes ke aplikasi PeduliLindungi.

AR telah ditangkap polisi pada Rabu (23/2/2022).

Selain AR, polisi juga menangkap tiga petugas di Bandara Soekarno-Hatta yang berinisial MSF, HF, dan S, pada hari yang sama.

Baca juga: Satu Tersangka Pemalsuan Bisa Input Sendiri Hasil Tes PCR dan Antigen ke PeduliLindungi

Kanit 2 Satreskrim Polresta Bandara Soekarno-Hatta Ipda Suwandi mengungkapkan cara AR mampu menginput hasil tes PCR dan antigen palsu ke PeduliLindungi.

Berdasar pengakuan AR, dia mengetahui cara menginput hasil tes palsu hanya dari berselancar di internet.

"Untuk keterangan sementara, pengakuan dia (AR), searching dari internet," paparnya, dalam rekaman suara, Jumat (25/2/2022).

Berawal dari searching di internet, AR mengetahui ada sebuah aplikasi yang dapat menginput data ke PeduliLindungi.

Suwandi melanjutkan, AR juga memiliki akun di aplikasi yang dapat menginput data tersebut.

Baca juga: Dua Avsec Bandara Soekarno-Hatta Terlibat Pemalsuan Hasil Tes PCR dan Antigen

"Masukkan data ke PeduliLindungi kan harus ada akun ya yang dibikin. Dia (AR) punya akunnya, punya akun untuk nginput data," papar Suwandi.

Melalui akun tersebut, AR menginput hasil tes PCR dan antigen palsu.

Hasil pemeriksaan, AR pun menggunakan nama dokter dan klinik fiktif untuk hasil tes dokumen perjalanan palsu.

Klinik itu diketahui berada di Kuningan di Jawa Barat. Namun, kata Suwandi, kepolisian tak dapat menghubungi klinik tersebut.

"Kita searching kliniknya, kemungkinan sudah enggak beroperasi. Karena kontaknya enggak aktif, ditelepon enggak bisa," papar Suwandi.

Baca juga: 4 Pemalsu Hasil Tes PCR dan Antigen di Bandara Soekarno-Hatta Raup Untung Rp 60 Juta

"(Ditanya) Kan harus izin dokter, (AR menjawab) nama dokter juga saya karang saja," sambung dia.

Suwandi menambahkan, AR bekerja di salah satu kantor pemerintahan di Tangerang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Pedagang Kecil Jaga Maruah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran Meski Sudah Jadi Sang Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Maruah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran Meski Sudah Jadi Sang Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com