JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Ngabila Salama mengatakan, kasus aktif Covid-19 di DKI Jakarta trennya cenderung melandai.
Menurut dia, awalnya kasus aktif mencapai angka sekitar 90.000, tetapi kini sudah menurun di angka 57.000.
"Trennya cenderung landai. Ada kemungkinan penurunan. Tapi tetap yang namanya surveilans hal yang baik-baik saja dicurigai tidak baik-baik saja, karenanya harus tetap meningkatkan tracing, treatment, kemampuan pelacakan," kata Ngabila dalam diskusi daring, Jumat (25/2/2022).
Baca juga: Wagub DKI: Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Jakarta 2023 Capai 5,8 Persen
Ngabila melanjutkan, positivity rate Covid-19 di Ibu Kota juga mengalami tren menurun dari awalnya 25 persen menjadi 14 persen.
Namun, ia menegaskan, angka 14 persen itu masih berada di bawah standar World Health Organization (WHO) yakni 5 persen.
"Ini yang masih menjadi perhatian bagi kita semua. Artinya missing cases di lapangan ini masih cukup tinggi," ujar dia.
Selain memperhatikan kasus baru Covid-19, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, juga memperhatikan penambahan jumlah kasus kematian.
Ngabila mengatakan, orang yang berisiko tinggi meninggal dunia akibat Covid-19 adalah orang lanjut usia (lansia) yang memiliki komorbid, bergejala ringan dan belum divaksin Covid-19 lengkap.
Baca juga: Tekan Kenaikan Harga Cabai, DKPKP Jakarta Sediakan Cabai Murah Lewat Toko Tani
"Jadi kalau kita punya kerabat yang di atas 50 tahun lalu dia gejalanya ringan udah menunjukkan adanya gejala, lalu dia punya komorbid salah satu aja seperti darah tinggi, kencing manis, atau hipertensi, dan dia belum vaksin lengkap dua kali atau bahkan belum tiga kali, sebaiknya dirawat di rumah sakit atau benar-benar di pantau terdekat 24 jam," ucap Ngabila.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.