TANGERANG, KOMPAS.com – Tepat pada Senin (28/2/2022), Kota Tangerang menginjak usia 29 tahun. Tak sedikit polemik yang terjadi selama 29 tahun itu di Kota Tangerang.
Pun juga polemik yang terjadi selama setahun ke belakang ini.
Mulai dari banjir hingga setinggi 4 meter di Periuk, Kota Tangerang, yang tak kunjung surut hingga polemik penerapan sistem jalur satu arah (one way) di Jalan Daan Mogot.
Baca juga: Kisah Warga Periuk Tangerang yang Lelah Kebanjiran, Terpaksa Jual Rumah
Keduanya terjadi pada awal tahun 2021 dan awal tahun 2022. Berikut merupakan rangkuman peristiwa awal tahun di Kota Tangerang:
Awal tahun 2021 bagi warga Periuk tak seindah yang dibayangkan.
Catatan Kompas.com, sejumlah titik di kecamatan itu terendam banjir hingga setinggi 4 meter pada akhir Februari 2021.
Dua di antara titik lain yang terendam banjir adalah RW011 dan RW008, Kelurahan Periuk, Periuk.
Saat itu, banjir merendam ratusan kediaman warga dua RW tersebut mulai 20-25 Februari 2021.
Maria Magdalena merupakan salah satu warga RW 008 yang menjadi korban banjir.
Baca juga: 3 Wilayah Rawan Banjir di Kota Tangerang: Ciledug, Karang Tengah, dan Periuk
Meski kediamannya terendam banjir hingga 4 meter, perempuan yang saat itu berusia 60 tahun dan suaminya memilih untuk tidak mengungsi.
Sebab, kata Maria, kerumunan di tempat evakuasi memungkinkan adanya penyebaran Covid-19.
"Ya itu karena Covid-19, saya enggak evakuasi," ujar Maria, 23 Februari 2021.
"Sama anak-anak saya juga enggak boleh (ke tempat evakuasi). Jadinya ya di sini saja," imbuh dia.
Selama 20-23 Maret 2021, Maria dan suaminya tidur di lantai dua rumah mereka.
Baca juga: TV hingga Motor Rusak akibat Terendam Banjir Hampir Sepekan, Warga Periuk: Rugi Kira-kira Rp 40 Juta
Mereka memindahkan sejumlah baju, logistik, kompor, dan beberapa perabotan di rumahnya yang masih bisa diselamatkan.
Maria mengakui, banjir terendah di lingkungannya diketahui setinggi 30 sentimeter.
"Semakin ke dalam perumahan, dekat sama Jalan Sejahtera, itu banjirnya yang dalam. Soalnya emang jalan di sana rendah," tutur dia.
Saat itu, Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengakui bahwa total warga di wilayah administrasinya yang menjadi korban akibat banjir mencapai sekitar 15.000 orang.
Lebih dari setengah jumlah tersebut adalah warga Kecamatan Periuk, Kota Tangerang.
Baca juga: Banjir Berhari-hari di Periuk Kota Tangerang Disebabkan Aliran Sungai Cirarab Terhambat
Politisi Demokrat itu menyebut, jumlah tersebut merupakan data warga yang terdampak banjir hanya dalam periode waktu 20-21 Februari 2021.
"Total hampir 15.000 jiwa yang terdampak. Sekarang, sudah jauh berkurang karena tinggal wilayah (Kecamatan) Periuk yang masih parah," kata Arief, 22 Februari 2021.
Sementara itu, Camat Periuk Maryono mengatakan bahwa terdapat sekitar 8.500 warga di wilayahnya yang menjadi korban banjir itu.
Saat itu, untuk menangani banjir yang masih menggenangi tujuh RW tersebut, pihaknya menyalakan pompa air.
Pompa baru dinyalakan beberapa hari usai munculnya banjir karena listrik di lokasi rumah pompa dimatikan selama banjir.
Baca juga: Kerap Terendam Banjir, 9 Rumah di Kebayoran Baru Bakal Direnovasi
Menurut Arief, sejumlah titik banjir di Periuk masih terendam banjir karena aliran Sungai Cirarab yang melintas di dekat kelurahan tersebut terhambat.