Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perampokan di Ruko Elektronik di Depok, Korban Diikat dan Disekap Hampir 2 Jam

Kompas.com - 02/03/2022, 21:15 WIB
M Chaerul Halim,
Nursita Sari

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Ferly Wikarta (42), pemilik toko elektronik di Depok, menjadi korban perampokan pada Selasa (1/3/2022) dini hari.

Dia berujar, keluarga dan karyawannya diikat dan disekap. Dua orang di antaranya mengalami luka-luka akibat diikat oleh perampok tersebut.

Namun, Ferly tak disekap lantaran para pelaku membutuhkannya untuk memberikan informasi.

"Lima orang dewasa diikat, suster, pembantu, karyawan, saya, sama istri. Yang mengalami luka-luka pembantu sama karyawan laki-laki, karena kan talinya itu kuat banget jadi tangannya pada bengkak," kata Ferly kepada wartawan, Rabu (2/3/2022).

Baca juga: Perampok Sekap Keluarga Pemilik Ruko Elektronik di Depok, Uang Tunai Ratusan Juta Rupiah Dibawa Kabur

"Cuma kalau giliran saya enggak disumpal, karena saya cukup kerja sama. Kasih tahu kunci di mana, kunci brankas berapa, saya kasih tahu, karena kalau salah gue ketok pakai linggis," lanjut dia.

Kawanan perampok yang beranggotakan tiga orang mulai masuk ke dalam ruko sekitar pukul 03.00 WIB. Mereka menyekap korban selama satu setengah jam.

"Kejadiannya jam 03.00 WIB sampai jam 04.30 WIB. Sebelum dia (pelaku) keluar, ikatan di tangan saya direnggangi, saya diam dulu. Pas mereka sudah jalan, baru saya buka pakai gunting dan buka ikatan yang lain," kata Ferly.

Baca juga: Suporter Persija Bentrok dengan Pendukung Persib di Bogor, 26 Orang Ditangkap Polisi

Lebih lanjut, dikatakan Ferly, para perampok juga mengancam korban akan dibunuh dengan sejata tajam yang dibawanya jika enggan memberikan informasi yang dibutuhkan pelaku untuk melancarkan aksinya.

"Jadi dia (suster dan pembantu) diancam mau dibunuh, disuruh kasih tahu di sini ada berapa orang, di situ dia (perampok) turun ke lantai satu ada karyawan toko," kata dia.

Ferly menuturkan, pelaku juga memukul serta menodong dengan senjata tajam kepada karyawan toko yang berada di lantai satu.

"Karyawan toko yang di lantai satu itu tahu ada perampok masuk, dia (karyawan) sempat ngumpat terus ketahuan, akhirnya ditodong golok dan dipukul, suruh buka (ruangan) lantai dua," ujarnya.

Baca juga: Produsen Miras Ilegal di Jatiasih Mengaku Dapat Omzet hingga Rp 100 Juta Per Bulan

Akibat peristiwa tersebut, kawanan perampok itu menggasak uang ratusan juta rupiah di dalam brankas hingga barang lainnya.

"Uang tunai Rp 200 juta, enam jam tangan senilai Rp 150 juta dan enam handphone senilai 40 jutaan. Kurang lebih kerugian Rp 390 juta," kata kata Ferly.

"Uang semuanya ada di brankas, pas ketemu dia (perampok) senang semua," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Megapolitan
Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Megapolitan
Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Megapolitan
Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan 'Food Estate' di Kepulauan Seribu

Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan "Food Estate" di Kepulauan Seribu

Megapolitan
Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com