DEPOK, KOMPAS.com - Polisi menangkap sejumlah orang yang menamakan dirinya gangster di Depok dalam beberapa waktu terakhir.
Terbaru, polisi menangkap anggota Geng Tanjok, Casino, Crime, dan Kresek (T2CK) yang membacok tiga warga Situ Pitara Siwagandu, Cagar Alam, Pancoran Mas, Depok. Pembacokan yang dilakukan T2CK disebut aksi balas dendam.
Selain itu, polisi juga menangkap tiga remaja dari Geng Ponray atau Pondok Raya yang hendak tawuran di wilayah Bojongsari, Selasa (8/3/2022) dini hari.
Pada 27 Februari lalu, Tim Patroli Perintis Presisi Polres Metro Depok juga menangkap tujuh remaja saat mencari lawan tawuran sambil melakukan siaran langsung di Instagram.
Kriminolog Universitas Indonesia Yogo Tri Hendiarto menilai, para gangster ini mencari lawan tawuran untuk mengadu ketangguhan kelompoknya agar diakui sebagai geng terkuat.
"Jadi ada pengakuan siapa yang paling berani, siapa yang paling 'cerdas', siapa yang paling kuat dalam kelompok yang sama dianggap sebagai gangster," kata Yogo saat dihubungi, Kamis (10/3/2022).
"Cerdasnya dalam artian mendapatkan mangsa, kalau sudah dibunuh, (mereka) melarikan diri, dapat uangnya," imbuhnya.
Baca juga: 8 Anggota Gangster yang Serang Warga Depok Ditangkap, 4 Pelaku Eksekutor
Para gangster, kata Yogo, biasanya memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk memulai pertikaian dengan geng lain.
"Nanti kalau ada kelompok yang sama dengan mereka, mereka melakukan 'pertarungan' mulai dari main kata-kataan. Jadi ada interaksinya, bisa lewat Facebook, Instagram, mancing memancing," terang Yogo.
"Kalau sudah mulai gitu, memancing, nah mulai itu saling menyerang, menakuti pakai senjata dan itu terjadi," sambungnya.
Baca juga: Bekasi Marak Begal dan Tawuran Gangster, Kriminolog: Ada Dorongan Keberanian Kolektif
Selain itu, Yogo menjelaskan, anggota geng biasanya berkumpul lalu pesta minuman miras. Setelahnya, mereka bisa saja melakukan kekerasan atau juga mencuri.
"Kalau sudah nongkrong, ada sesuatu yang dianggap menyenangkan, misalnya bisa minum minuman keras, campuran oplosan, obat-obatan. Bisa juga melakukan kekerasan pada orang lain," ujar Yogo.
Oleh karena itu, Yogo menyampaikan, keterlibatan masyarakat diperlukan untuk mengatasi perilaku gangster yang meresahkan warga.
Baca juga: Kapolres Depok Petakan Wilayah Rawan Tawuran, Paling Sering Terjadi di Pancoran Mas
Masyarakat harus mewaspadai dan memperhatikan sekelompok orang yang berkumpul, terutama malam hari, untuk mencegah mereka melakukan tindakan anarkistis.
"Harus hati-hati. Jadi pencegahan itu lebih baik dibandingkan dengan ketidakpedulian," ujar Yogo.
"Kalau polisi enggak dibantu, tidak mungkin selesai, jadi masyarakat harus bantu untuk membubarkan dan mencegah anak-anak nongkrong," ujar Yogo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.