JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memilih untuk membawa tanah dari Kampung Akuarium ke titik nol Ibu Kota Negara (IKN) baru di Penajem paser Utara, Kalimantan Timur.
Hal tersebut merupakan instruksi Presiden Joko Widodo kepada para gubernur yang diundang untuk menghadiri seremoni pembangunan IKN di titik nol pada hari ini, Senin (14/3/2022). Presiden Jokowi menginstruksikan para gubernur membawa tanah dan air dari porvinsi masing-masing.
Adapun pilihan Anies membawa tanah dari Kampung Akuarium memiliki makna tersendiri. Pasalnya, Kampung Akuarium memiliki sejarah bagi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Baca juga: Harapan Anies Bawa Tanah Kampung Akuarium ke IKN: Pembangunan Tak Marginalkan Rakyat Kecil
Sebabnya, Kampung Akuarium yang kini dibangun kembali oleh Anies ialah kampung yang dulunya digusur oleh Gubernur DKI Jakarta sebelum Anies yakni Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Kampung Susun Akuarium yang dulunya bernama Kampung Akuarium digusur Ahok pada 11 April 2016. Penggusuran dilakukan karena Ahok ingin membangun sheetpile di tempat berdirinya bangunan warga di samping Museum Bahari dan Pasar Ikan. Tanggul juga harus dibangun untuk mencegah air laut masuk.
Selain itu, Ahok berencana merestorasi benteng peninggalan zaman Belanda yang ditemukan tenggelam di dekat permukiman warga Kampung Akuarium. Benteng tersebut ditemukan dalam proses pengurukan seusai penertiban.
Baca juga: Anies Pilih Tanah Kampung Akuarium untuk Dibawa ke IKN Nusantara
Warga Kampung Akuarium pun sempat meminta pembangunan kampung susun di daerah tersebut. Namun, menurut Ahok, lahan itu merupakan milik badan usaha DKI Jakarta, yaitu Perumda Pasar Jaya.
Sebelum menjadi sebuah kampung, ada pasar yang berdiri di tanah itu. Lahan itu kemudian diambil alih warga untuk membangun tempat tinggal.
Namun Ahok bersikeras dengan rencananya merelokasi warga Kampung Akuarium ke rumah susun. Penemuan cagar budaya di sana pun semakin menguatkan rencana relokasi warga di Kampung Akuarium.
Di era kepemimpinan Anies, Pemprov DKI dan warga Kampung Akuarium sepakat membangun selter di lahan bekas gusuran. Selter merupakan tempat penampungan sementara yang dibuat untuk warga.
Setelah membangun selter, Anies berjanji untuk segera membangun kembali permukiman warga. Anies juga menerbitkan Keputusan Gubernur Nomor 878 Tahun 2018 tentang Gugus Tugas Pelaksanaan Penataan Kampung dan Masyarakat.
Baca juga: Cerita Warga Kampung Akuarium, Hilang Pekerjaan Saat Penggusuran hingga Kirim Anak ke Kampung
Pembangunan tiga blok selter untuk warga Kampung Akuarium dilakukan pada Januari 2018. Pada April 2018, selter itu rampung dibangun.
Selter memiliki luas 3,5x 6,5 meter persegi dan dibangun berbahan dasar tripleks pada bagian dinding, sedangkan tiang dan atap rumah menggunakan baja ringan. Langit-langit rumah dilapisi dengan bahan penyerap panas.
Pemprov DKI juga membangun 16 pintu toilet untuk satu blok, 8 toilet untuk laki-laki, dan 8 toilet untuk perempuan. Pemprov DKI di bawah kepemimpinan Anies juga mengembalikan status kependudukan warga Kampung Akuarium yang sebelumnya digusur.
Pengembalian status kependudukan ini merupakan keputusan Anies. Baca juga: Pemprov DKI Buka 30 Hunian Tambahan DP Rp 0 di Sentraland Cengkareng Pada April 2018, warga Kampung Akuarium menyerahkan maket dan konsep rumah baru kepada Anies.
Anies pun menyambut positif rumah impian warga Kampung Akuarium itu. Pemprov DKI akhirnya membangun kembali Kampung Akuarium. Pembangunan itu ditandai dengan peletakan batu pertama pada 17 Agustus 2020.
Baca juga: Nasib Warga Gusuran Kampung Akuarium, Bertahun-tahun Tidur Beralas Puing dan Berteman Tikus