Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Tawuran Menggunakan Senjata Tajam di Kota Tangerang Dinilai Mengkhawatirkan

Kompas.com - 17/03/2022, 12:46 WIB
Muhammad Naufal,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Kasus kekerasan menggunakan senjata tajam belakangan ini marak terjadi di Kota Tangerang.

Hal ini disampaikan Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kota Tangerang Erich Folanda berdasarkan jumlah senjata tajam yang disita selama periode Oktober 2021 hingga Maret 2022.

"Kasus paling menonjol itu kekerasan dengan menggunakan senjata tajam," ujar Erich, saat ditemui seusai pemusnahan barang bukti di Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Tangerang, Kamis (17/3/2022).

"Saya lihat yang mengkhawatirkan itu perkelahian antara anak-anak. Ini yang saya lihat cukup mendominasi kejahatan di Kota Tangerang," imbuhnya.

Baca juga: Kejari Kota Tangerang Musnahkan Barang Bukti 1.945 Lembar Uang Dollar AS Palsu hingga 31 Senjata Tajam

Menurut Erich, bentuk kekerasan yang dilakukan antara anak-anak di Kota Tangerang sudah bukan lagi tergolong kenalakan remaja. Namun, kekerasan itu sudah termasuk kriminalitas.

Dia menegaskan, lantaran sudah termasuk dalam tindak kriminalitas, hal tersebut patut diwaspadai.

"Saya lihat di sini sudah tidak lagi berupa kenakalan yang dilakukan anak-anak, tapi sudah ke arah ke kriminal, ini mesti diwaspadai," tuturnya.

Kejari Kota Tangerang, kata dia, telah berkoordinasi dengan aparat penegak hukum lain untuk menjatuhi hukuman selain pidana kepada anak-anak yang terlibat tindak kriminal. Salah satu opsinya adalah pendidikan dan pendisiplinan.

"Nanti sekolah atau apa bagi para pelaku ini untuk dapat dibina, dapat dididik, dan didisiplinkan. Harus dibangun karakternya agar tidak ada lagi tindakan pidana ini," ucap dia.

Adapun Kejari Kota Tangerang memusnahkan 31 senjata tajam berupa parang, samurai, dan celurit.

"Ini kan banyak sekali perkara yang memang terkait dengan tawuran anak-anak di daerah Kota Tangerang. Ini ada celurit, samurai, segala macam yang memang melanggar UU Darurat Tindak Pidana Kekerasan," ucap Erich.

Baca juga: 3 Siswa Jadi Korban Tawuran, Wali Kota Tangerang Minta Guru Lebih Sensitif agar Bisa Dicegah

Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang akan meningkatkan pengawasan terhadap murid-murid di wilayah itu guna mencegah tawuran.

"Kita minta guru, wali murid, lebih sensitif melaporkan hal-hal seperti apa pun supaya tawuran-tawuran ini bisa diantisipasi lebih dini," sebut Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah, 13 Maret 2022.

Selain itu, menurut Arief, lingkungan rumah dari seorang murid juga menjadi salah satu aspek penting mencegah guna tawuran antar-pelajar. Menurut Arief, lingkungan rumah harus mendukung siswa untuk belajar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai 'Cutter' juga Lukai Warga Rusun

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai "Cutter" juga Lukai Warga Rusun

Megapolitan
Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Megapolitan
Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Megapolitan
Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Megapolitan
Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Megapolitan
Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Megapolitan
Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Megapolitan
Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Megapolitan
Polisi Temukan 'Tisu Magic' dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Polisi Temukan "Tisu Magic" dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Video Pencurian Mesin 'Cup Sealer' di Depok Viral di Media Sosial

Video Pencurian Mesin "Cup Sealer" di Depok Viral di Media Sosial

Megapolitan
Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Megapolitan
Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Megapolitan
SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa 'Stasioner' untuk Tanggulangi Banjir

SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa "Stasioner" untuk Tanggulangi Banjir

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com