Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Mahasiswa UI Berkumpul di Danau Kenanga, Menuntut Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna

Kompas.com - 30/03/2022, 10:40 WIB
M Chaerul Halim,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Sejumlah mahasiswa Universitas Indonesia (UI) menuntut kepolisian maupun pihak kampus segera mengusut tuntas kasus kematian Akseyna Ahad Dory alias Ace

Tujuh tahun lalu Akseyna ditemukan tewas di Danau Kenanga, Kampus UI, Depok.

Tuntutan itu disampaikan para mahasiswa UI melalui poster-poster, banner yang rata-rata bertuliskan dengan tanda pagar atau hastag 'Percuma Lapor Polisi' dan 'Usut Tuntas Kasus Akseyana' di depan pelataran gedung perpusatakaan UI pada Selasa (29/3/2022) kemarin.

Baca juga: Kala Mahasiswa UI Berkumpul di Danau Kenanga, Kritik Mandeknya Kasus Akseyna

Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI Bayu Satria mengatakan, aksi yang dilakukan oleh ratusan mahasiswa itu menuntut keadilan terhadap kasus Akseyna.

"Maka dari itu kami BEM UI maupun BEM se-UI juga teman-teman mahasiswa UI kemudian berdiri bersama keluarga korban. Kita berdiri bersama untuk memperjuangkan keadilan untuk korban," kata Bayu dalam keterangannya, Selasa.

Aksi tersebut juga ditengarai oleh tuntutan keluarga korban yang ingin pengusutan tuntas kasus Akseyna Ahad Dory oleh pihak-pihak yang berwenang.

Baca juga: Sudah 7 Tahun Kasus Kematian Akseyna Belum Terungkap, Polisi Akui Belum Temukan Bukti Baru

"Sampai pada hari ini di tahun ini, keluarga korban kemudian (menuntut) adanya pengusutan yang tuntas untuk kasus Akseyna," ujar Bayu.

"Kita berdiri bersama keluarga korban untuk mengadvokasi kan apa yang dilakukan oleh keluarga korban," sambung dia.

Selain itu, aksi tersebut juga merupakan bentuk solidaritas atas mandeknya kepolisian dalam mengusut kasus Akseyna.

Baca juga: Bingung Tak Dapat Update dari Polisi Soal Kasus Kematian Akseyna, Ayah: Dihentikan atau Bagaimana?

"Aksi hari ini hadir karena tidak responsifnya UI juga kepolisian dalam menangani kasus Akseyna," ujar Bayu

Bayu berujar, meski bukti-bukti kasus kematian Akseyna telah terkumpul, namun hingga tujuh tahun kasus tersebut belum mendapatkan hasil yang jelas.

"Kita sudah sama-sama tahu dan sama-sama melihat di banyak media bahwa bukti-bukti sudah ada. Dalam kasus ini, tapi dari tahun 2015 sampai dengan 2022 saat ini 7 tahun sudah kita menunggu tidak pernah ada kejelasan," terang Bayu.

Mandeknya pengusutan kasus Akseyna oleh pihak kepolisian, menurut Bayu lantaran polisi enggan mengumpulkan bukti-bukti tambahan.

"Kendalanya di kemauan, apakah UI juga kepolisian mau mengusut tuntas kasus ini. Kami yakin, kalau ada kemauan pasti di situ ada jalan. Banyak sekali hal-hal yang dilakukan, misalnya seperti mengumpulkan bukti tambahan atau memanggil terduga-terduga yang sudah didapatkan dari bukti yang sudah ada," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Megapolitan
Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik 'Saudara Frame' Tinggal di Lantai Tiga Toko

Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik "Saudara Frame" Tinggal di Lantai Tiga Toko

Megapolitan
Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Megapolitan
Sayur Mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya Hingga Sarjana

Sayur Mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya Hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Warga DKI Yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Warga DKI Yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Megapolitan
Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Megapolitan
Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Megapolitan
Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Megapolitan
Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com