JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah memprediksi harga keekonomian atau batas atas bahan bakar minyak RON 92 jenis Pertamax bisa menembus Rp 16.000 per liter pada April 2022.
Amel (25) karyawan swasta yang biasa memacu sepeda motornya dari Depok, Jawa Barat, ke Kuningan, Jakarta Selatan, ini mengaku keberatan dengan hal tersebut.
Amel mengaku lebih senang menggunakan Pertamax karena antreannya relatif pendek di SPBU.
Jika harga pertamax benar naik, Amel mengaku akan mempertimbangkan untuk berlaih ke bahan bakar Pertalite.
"Kalau Rp 16.000 berat ya bagi saya. Mungkin beralih ke Pertalite, meskipun antreannya pasti bakal lebih panjang dari biasanya. Saya jadi harus pintar mengatur rutinitas mengisi bensin, karena saya kerjanya mobile dan padat," kata Amel saat dihubungi, Kamis (31/3/2022).
Baca juga: Ahli Sebut Nyawa Handi Kemungkinan Masih Bisa Tertolong jika Kolonel Priyanto Bawa ke RS
Jody (27) warga Ciledug, Tangerang, yang berkantor di Duren Sawit, Jakarta Timur, juga merasa keberatan dengan wacana kenaikan harga tersebut.
Jika kenaikan harga terjadi, Jody mempertimbangkan untuk beralih menggunakan bahan bakar yang diproduksi perusahaan lain di luar Pertamina.
"Kalau harga Rp 16.000 lumayan banget ya. Saya lebih baik memilih jenis bahan bakar perusahaan lain dengan harga yang tidak jauh berbeda, tapi kualitasnya katanya lebih baik," kata Jody.
Menurutnya, dengan harga yang tidak jauh berbeda, ia bisa mendapatkan layanan pengisian bahan bakar yang lebih nyaman.
"Kalau di pom bensin non Pertamina itu kan jauh lebih sepi. Kita bisa tidak mengantre lagi. Pelayanan petugas di pom bensin perusahaan tersebut juga menurut saya lebih ramah, toiletnya juga bersih dan gratis," ungkap Jody merujuk pada pom bensin swasta non Pertamina.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerjasama Kementerian ESDM Agung Pribadi, sebelumnya telah memprediksi kenaikan harga bahan bakar minyak tersebut.
"Dengan mempertimbangkan harga minyak bulan Maret yang jauh lebih tinggi dibanding Februari, maka harga keekonomian atau batas atas BBM umum RON 92 bulan April 2022 akan lebih tinggi lagi dari Rp 14.526 per liter. Bisa jadi sekitar Rp 16.000 per liter," kata Agung dikutip dari laman migas.esdm.go.id, Jumat (25/3/2022).
Di sisi lain, Vice President (VP) Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fajriyah Usman mengungkapkan, pihaknya masih mengkaji terkait rencana kenaikan harga Pertamax.
"Pertamina masih melakukan kajian mengenai hal tersebut," ujar Fajriyah saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (31/3/2022) siang.
Baca juga: Kolonel Priyanto: Saya Orang Awam, Buang Handi dalam Keadaan Kaku, Dipikir Sudah Meninggal...
Pada kesempatan ini, Fajriyah membeberkan bahwa konsumsi Pertamax hanya 14 persen dari total konsumsi BBM Pertamina. Sementara, Pertamax Turbo hingga Dexlite, tingkat konsumsinya hanya 3 persen.
"Sisanya adalah BBM subsidi seperti Solar subsidi dan Pertalite," tandas Fajriyah.
Corporate Secretary Subholding Commercial and Trading Pertamina Irto Ginting mengatakan kajian mengenai besaran kenaikan harga Pertamax dilakukan dengan mempertimbangkan harga minyak dunia dan daya beli masyarakat.
"Kami masih review penyesuaian harganya, termasuk besarannya. Kami tetap mempertimbangkan perkembangan minyak dunia dan juga daya beli masyarakat," kata Irto, Kamis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.