JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pria bernama Didik menjadi salah satu warga yang telah meninggalkan lahan di Pancoran Buntu II, Jakarta Selatan.
Untuk dikatahui, kawasan Pancoran Buntu II itu menjadi sengketa antara Pertamina selaku pemilik lahan dengan warga yang tinggal di sana.
Didik rela meninggalkan Pancoran Buntu II setelah sempat membandingkan surat sebagai bukti kepemilikan lahan yang dikeluarkan oleh Pertamina dan seorang yang mengaku ahli waris.
Baca juga: Sengketa Lahan di Pancoran Buntu II, Warga Disebut Sudah Tinggal sejak 1980-an
Terlebih saat itu Didik masih berstatus sebagai sekretaris RT di kawasan tersebut.
"Pertamina masuk ada bukti-bukti segala macam. Terus saya bandingkan dengan ahli waris yang selama ini katanya yang punya, tapi ternyata tidak," ujar Didik saat dihubungi, Kamis (31/3/2022).
Selain itu, Didik juga mengaku sempat mendapatkan masukan dari warga yang lebih dahulu menetap soal status lahan di Pancoran Buntu II.
"Sebelum Pertamina masuk, orang-orang tua dulu di sana pernah ngomong ke saya, 'Dik suatu saat ada pengosongan, udah kamu ikhlas aja'. Akhirnya saya dengan ikhlas pergi dari situ," kata Didik.
Sebelumnya, Didik menceritakan, warga telah menduduki lahan di Pancoran Buntu II itu diperkirakan sejak tahun 1980-an.
Baca juga: Polemik Sengketa Lahan di Pancoran Buntu II, 23 Warga Disebut Masih Bertahan
Didik menginjakan kaki pertama kali di Pancoran Buntu II pada tahun 1989. Menurut dia, sudah ada sekitar 27 rumah yang berdiri.
"Awalnya saya masuk ke situ belum banyak orang. Tahun 1988-1989 di bawah itu masih lahan kosong. Cuma sudah ada 27 rumah di situ," kata Didik.
Didik mengaku, saat pertama kali tinggal di Pancoran Buntu II, plang tulisan yang menandakan lahan tersebut milik PT Pertamina sudah ada.
Namun, kata Didik, ada salah satu warga yang mengaku dipercaya ahli waris meyakinkan masyarakat lain untuk dapat tinggal di kawasan tersebut.
"Ada salah satu yang dipercaya ahli waris untuk mengelola di situ. Dia bilang bahwasanya lahan itu bukan milik Pertamina," kata Didik.
Baca juga: Polemik Sengketa Lahan dengan Pertamina, Warga Pancoran Buntu II Diimbau Bongkar Bangunan Mandiri
Didik mengatakan, biaya untuk mengontrak lahan di Pancoran Buntu 2 sampai dengan Rp 7 juta dalam satu tahun. Nominal itu menyesuaikan besaran lahan yang akan dibangun.
"Iya betul (harganya menyesuaikan lapak dibangun). Mulai ramai warga itu tahun 2008-2009. Jadi lapak-lapak pemulung," kata Didik.