Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KSOP Marunda Minta Pencemaran Debu Batu Bara Dibuktikan dengan Data Akurat

Kompas.com - 05/04/2022, 17:21 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Marunda, Isa Amsyari, meminta masalah pencemaran debu batu bara dibuktikan dengan data yang akurat.

Sejumlah warga di Rusunawa Marunda, Cilincing, Jakarta Pusat, mengaku masih merasakan dampak debu batu bara setelah Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta memberikan sanksi dan rekomendasi.

Sanksi tersebut diberikan kepada PT Karya Citra Nusantara (KCN) yang diduga menyebabkan polusi debu batu bara.

"Kalau memang masih ada pencemaran, mari kita buktikan dengan data yang akurat, valid yaitu yang dibuat oleh instansi berwenang, Dinas Lingkungan Hidup (DKI Jakarta)," kata Isa seusai mengikuti audiensi dengan Forum Masyarakat Rusunawa Marunda di Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (5/4/2022).

Baca juga: KSOP Marunda Bantah Berpihak ke PT KCN seperti yang Dituduhkan Warga

Isa menuturkan, pada 31 Maret 2022, pihaknya sudah melayangkan surat kepada PT KCN. Dalam surat tersebut, KSOP meminta PT KCN untuk mengukur ulang kualitas udara di lokasi yang diduga tercemar.

"Sehingga ini bisa memberi perimbangan data bahwa udara ini tercemar atau tidak  sebetulnya. Apakah masih di bawah baku mutu atau melebihi. Kalau melebihi baku mutu yang ditetapkan kementerian, berarti masih tercemar, nanti akan kami lakukan penindakan," kata Isa.

Selain itu, kata Isa, KSOP juga telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi dampak pencemaran batu bara.

Upaya yang dilakukan antara lain penyemprotan air saat pembongkaran batu bara. Tujuannya agar debu batu bara tersebut tidak beterbangan.

Kemudian, truk yang mengangkut batu bara juga harus ditutup terpal supaya debunya tidak keluar saat diangkut.

"Nah di lingkungan pelabuhan harapan kami sampai di luar ditutup terpal, tapi kami pastikan tidak mungkin keluar dari pelabuhan kalau tidak memakai terpal," kata Isa.

Baca juga: Warga Rusunawa Tuntut Pencopotan Kepala KSOP Marunda karena Dituding Berpihak pada PT KCN

Selanjutnya, stokpile atau timbunan batu bara juga ditutup terpal dan dipasang jaring. "Itu hal-hal teknis yang sudah dilakukan saat ini," kata dia.

Menurut Isa, sejumlah upaya PT KCN dalam mencegah pencemaran pun sudah cukup maksimal.

Salah satunya dengan mengundang tim dari Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk menanam sejumlah pohon dalam menahan debu batu bara agar tidak sampai ke luar.

"Saya rasa sudah maksimal yang dilakukan, tinggal kami (KSOP) maintain pengawasannya sehingga tetap dilakukan pelaksanaannya sesuai alur dalam dokumen lingkungan hidup," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com