Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Nelayan Muara Angke: Di Laut Ombak Tak Bersahabat, Balik ke Darat Harga Sembako Naik...

Kompas.com - 08/04/2022, 16:00 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pagi itu, Jumat (8/4/2022) sekitar pukul 10.00 WIB, para nelayan sibuk mengeluarkan puluhan kilo ikan segar hasil tangkapan. Kapal yang mereka tumpangi untuk melaut berlabuh di dermaga Pelabuhan Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara,

Ikan-ikan itu diambil dari lambung kapal, kemudian disimpan dalam deretan kotak kuning besar yang disediakan di bibir dermaga.

Kotak kuning berisi ikan itu lantas ditimbang beratnya dan dipindahkan lagi ke sebuah gerobak. Setelah gerobak penuh diisi lima kotak kuning, hasil tangkapan laut itu pun dibawa untuk diangkut ke mobil pembelinya.

Buang, salah satu nelayan sekaligus anak buah kapal (ABK) KM Sukma Jaya dari Banten mengatakan, dia bersama 32 orang ABK lainnya di kapal tersebut baru saja menangkap ikan mata belo di sekitar Pulau Damar, Kepulauan Seribu, Jakarta.

Baca juga: Cerita Nelayan Cilacap Hadapi Masa Paceklik, Terpaksa Gali Lubang Tutup Lubang untuk Menyambung Hidup

Tangkapan itu hasil kerja keras Buang bersama rekan-rekannya di kapal, sejak pukul 15.00 WIB kemarin hingga pukul 06.00 WIB pagi tadi.

Dari hasil melaut saban hari, penghasilan Buang tak pernah tentu. Dari puluhan kilo hingga ton ikan yang pernah didapatkannya, terkadang Buang hanya mendapatkan Rp 500.000 sehari.

"Hasilnya dibagi sama yang punya kapal. Pembagiannya dipotong perbekalan dulu, berapa juta. Saya dapatnya sebagian, kadang-kadang Rp 500.000 satu orang. Dibagi rata saja," kata Buang, saat ditemui Kompas.com.

Lelaki asal Banten itu mengatakan, hasil tangkapan dijual kepada pengepul yang memang sudah menjadi langganan.

Buang sudah 20 tahun menjadi nelayan, setiap hari dia terus mencari nafkah dengan mengarungi lautan untuk menangkap ikan.

Baca juga: Potret Nelayan di Kampung Poumako Mimika, Terpaksa Jual Ikan Harga Murah hingga Perjuangkan Masa Depan Anak

Namun nyatanya, hasil jerih payahnya di laut belum mencukupi kebutuhan hidup Buang dan keluarga sehari-hari.

"Penghasilan sebagai nelayan, kesulitan. Cari ikannya susah apalagi kalau gelombang besar, harga sembako naik, solar-solar naik. Jualnya juga susah. Apalagi saya gak ada penghasilan tambahan karena bisanya cuma jadi nelayan," kata dia.

Hal senada juga disampaikan Zainuri, dia ikut berlayar di kapal yang sama, yakni KM Sukma Jaya, Banten, meski dirinya berasal dari Brebes, Jawa Tengah.

Sama seperti Buang, Zainuri yang juga sudah 20 tahun menjadi nelayan mengeluhkan pemasukan yang tidak pernah tetap.

"Tergantung penghasilannya, pendapatan ikannya tiap hari. Kalau enggak dapat (ikan) ya enggak dapat, kalau lagi dapat ya dapat. Tergantung ada ikannya atau enggak, jadi (penghasilannya) enggak tentu," kata Zainuri.

Dia mencontohkan, jika hasil tangkapan satu kapal dapat 1 ton, maka setidaknya pengepul ikan akan membayar Rp 10 juta. Jumlah tersebut dibagi ke puluhan ABK di kapalnya setelah dikurangi biaya perbekalan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com