TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Maarif Institute, Abdul Rohim Ghazali, berharap polisi segera menangkap pelaku penganiayaan dosen Universitas Indonesia (UI) sekaligus pegiat media sosial, Ade Armando.
Tindak kekerasan yang dialami Ade terjadi saat demonstrasi di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat/Majelis Permusyawaratan Rakyat, Senayan, Jakarta, Senin (11/4/2022).
"Saya berharap polisi segera menangkap semua pelaku yang melakukan penyerangan terhadap Ade Armando dan memprosesnya secara hukum," ujar Abdul, saat dikonfirmasi, Selasa (14/2/2022).
Baca juga: Kecam Penganiayaan terhadap Ade Armando, Maarif Institute: Tindakan Biadab
Abdul menegaskan, siapa pun boleh tidak setuju dengan pendapat atau perilaku Ade. Namun, tindakan pengeroyokan tidak bisa dibenarkan dalam perspektif hukum dan agama.
Ia mengecam penganiayaan terhadap Ade yang dianggap sebagai perbuatan tidak beradab.
"Melakukan pengeroyokan secara keji di tengah aksi mahasiswa yang murni memperjuangkan aspirasi rakyat adalah tindakan yang tak bisa dibenarkan dari perspektif hukum dan agama apapun," kata dia.
Sebelumnya, Sekjen Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS) Nong Darol Mahmada menuturkan, Ade sempat dikepung oleh sejumlah orang yang tak dikenal.
Ketika itu Ade datang dan bergabung dengan massa pengunjuk rasa untuk membuat konten YouTube.
"Sesaat kemudian dihampiri orang tak dikenal, mereka langsung menyerang. Sebelumnya mereka mengepung Ade dan tim," ujar Nong Darol, dalam keterangannya, Selasa.
Baca juga: UI Berharap Polisi Segera Tangani Kasus Kekerasan terhadap Ade Armando
Pengeroyokan Ade Armando terjadi saat massa ricuh dan saling dorong dengan aparat kepolisian.
Kericuhan terjadi setelah tiga wakil ketua DPR dan Kepala Kepolisian RI (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo menemui massa aksi, kemudian kembali ke dalam gedung parlemen.
Ade yang bergabung dalam barisan massa aksi tiba-tiba ditarik dan didorong hingga terjatuh. Setelah itu, dia dikeroyok hingga tak berdaya.
Aparat kepolisian yang berada di lokasi langsung berusaha menghentikan aksi tersebut dan mengevakuasinya ke dalam area kompleks parlemen.
Wajah Ade Armando tampak babak belur hingga mengeluarkan darah saat dievakuasi oleh petugas kepolisian.
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran memastikan, pelaku pengeroyokan terhadap Ade Armando bukan mahasiswa yang menggelar aksi demonstrasi.
Baca juga: Ade Armando Dikeroyok saat Hadiri Demo di Gedung DPR RI, BEM SI: Pelakunya Bukan Massa Kami
Alumni Akademi Kepolisian tahun 1991 itu menyebutkan, ada sejumlah pihak yang memanfaatkan momen aksi unjuk rasa itu untuk memprovokasi dan membuat kericuhan.
"Kami menyayangkan ada kelompok sengaja memancing di air keruh. Dia bukan unjuk rasa menyampaikan pendapat tapi memang niat untuk membuat kerusuhan," ucap Fadil, dalam konferensi pers, Senin malam.
Adapun polisi telah mengidentifikasi empat terduga pelaku pengeroyokan Ade.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.