TANGERANG, KOMPAS.com - Polisi Resor (Polres) Metro Tangerang Kota terus menyelidiki indikasi bahwa sebagian dari 92 remaja yang hendak unjuk rasa di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Senin (11/4/2022), dijanjikan untuk dibayar.
"Masih kami dalami (indikasi para remaja dibayar), kami tracing (lacak) nomor-nomor handphone yang ada atau (orang) yang mengajak," ujar Kepala Polres Metro Tangerang Kota Komisaris Besar Komarudin kepada awak media, Selasa (12/4/2022).
Menurut dia, berdasarkan pemeriksaan sementara, sebagian remaja hanya ikut-ikutan rekannya untuk unjuk rasa di Jakarta.
Baca juga: Remaja di Tangerang yang Mau Ikut Demo 11 April Dijanjikan Dapat Ongkos
Di sisi lain, ada remaja yang dipengaruhi pihak tertentu untuk mengikuti aksi demo tersebut.
"Ada sebagian yang memang ikut-ikutan, ada yang memang terpengaruh oleh flyer-flyer yang beredar," ungkap Komarudin.
Komarudin sebelumnya berujar, pihaknya menemukan indikasi bahwa sebagian dari 92 remaja itu dibayar untuk mengikuti unjuk rasa tersebut.
"Sejauh ini masih kami periksa diskusi perbincangan di handphone-nya ya. Ya memang ada bahasa-bahasa uang, itu ada," ucap dia.
"Ada beberapa, ada yang tidak ada uang dan ada yang mengatakan akan menjamin nanti akan diberikan uang, dan terus akan kami dalami," sambungnya.
Baca juga: 92 Remaja di Tangerang yang Diamankan karena Mau Ikut Demo 11 April Terancam Sulit Buat SKCK jika...
Komarudin menyebutkan, para remaja itu baru sebatas dijanjikan dan belum ada transaksi.
Nilai uang yang dijanjikan oleh pihak yang kini sedang dicari itu sebesar puluhan ribu rupiah.
"Untuk besarannya hanya bisa dikatakan jaminan saja. Kalau disampaikan sih hanya kisaran puluhan ribu ya," ungkapnya.
Sementara itu, sebagian besar dari remaja yang diamankan Polres Metro Tangeeang Kota sudah dipulangkan.
Namun, masih ada lima hingga enam remaja lagi yang masih diperiksa hingga saat ini.
"Sekitar lima sampai enam orang kita dalami, siapa yang mengajak, maksudnya apa mengajak (remaja lain mengikuti demo)," ujar Komarudin.
Baca juga: 6 Remaja yang Hendak Ikut Demo 11 April Kemarin Masih Ditahan Polres Tangerang
Untuk diketahui, unjuk rasa yang digelar di depan Gedung DPR/MPR pada Senin kemarin berakhir ricuh.
Aksi saling dorong dan melempar botol terjadi usai Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo serta Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel, Sufmi Dasco, dan Lodewijk pergi meninggalkan massa aksi.
Salah satu korban dari kericuhan sore kemarin adalah pegiat media sosial sekaligus dosen Universitas Indonesia Ade Armando.
Ade diduga menjadi korban pengeroyokan saat massa aksi mulai ricuh dan saling dorong hingga melempar botol ke arah petugas kepolisian.
Sejumlah anggota kepolisian juga terluka karena diserang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.