TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Seorang pedagang gorengan bernama Maman (58) mengaku bahwa keuntungannya menurun imbas harga minyak goreng yang mahal.
"Omzet enggak menurun, cuma penghasilan keuangan yang menurun karena diambil sama harga minyak tadi, dari Rp 28.000 per dua liter sekarang Rp 45.500 per dua liter. Ketahuan naik dua kali lipat," ujarnya saat ditemui di Perumahan Bukit Nusa Indah, Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa (12/4/2022).
Baca juga: Polda Metro Jaya Tetapkan 6 Tersangka Pengeroyok Ade Armando Saat Demo 11 April di DPR
Maman mengatakan, keuntungannya menurun karena dia tidak mengecilkan ukuran gorengan yang dijualnya, sedangkan biaya produksi naik, mulai dari harga baku tempe, tahu, dan minyak goreng.
"Kalau omzet sehari bisa Rp 1,7 juta sampai Rp 1,8 juta. Kalau untung paling ramai Rp 400.000, biasa misal untung Rp 200.000 sekarang jadi 50.000. Paling sepi puasa hari ketiga sampai nombok. Penurunan untung sekitar 40 persen," jelas Maman.
Menurut dia, harga minyak goreng melambung tinggi setelah kebijakan harga eceran tertinggi (HET) dicabut.
Baca juga: Bos PS Store Putra Siregar Ditangkap Polisi atas Kasus Dugaan Penganiayaan
Dalam sehari, ia menghabiskan sekitar 20 liter minyak goreng kemasan untuk memproduksi gorengan.
Pria yang sudah berjualan selama lima tahun di Perumahan Bukit Nusa indah itu biasanya menggunakan minyak goreng kemasan merek Sania yang saat ini harganya berkisar Rp 20.000 per liter.
Ia mengaku khawatir dengan kenaikan harga minyak goreng yang semakin hari semakin tak terkendali.
Baca juga: Histeris, Anak yang Lolos dari Kebakaran yang Tewaskan Sekeluarga Sempat Ingin Lompat ke Api
Jika kenaikan harga terus berlanjut hingga Lebaran, Maman mengatakan, nantinya ia terpaksa menaikkan harga jual gorengan dari Rp 1.000 per buah menjadi Rp 5.000 per tiga buah.
"Tanggapan cuma mau diturunin sajalah (harga) minyak goreng, jangan sampai segitu harganya. Harapannya naiknya jangan terlalu tinggi maksimal Rp 16.000 per liter. Soalnya kalau harga gorengannya dinaikin pada enggak mau juga pembelinya," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.