JAKARTA, KOMPAS.com - Polda Metro Jaya masih menahan enam orang yang diamankan dalam kericuhan aksi demonstrasi yang berlangsung pada 11 April 2022 di Jakarta.
"Ada enam orang di antaranya itu kami lanjutkan ke proses penyidikan," ujar Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat kepada wartawan, Selasa (14/3/2022).
Menurut Ade, keenam orang tersebut terdiri dari seorang pelajar dan lima pria dewasa.
Baca juga: Tak Langgar Hukum, Puluhan Pelajar yang Diamankan Saat Aksi Demo 11 April Dipulangkan
Mereka masih ditahan untuk penyelidikan lebih lanjut karena membekali diri dengan senjata dalam aksi demonstrasi tersebut.
"Pertama sebagai pelajar, kedua adalah tidak bekerja, ketiga tidak bekerja, keempat pedagang, kelima buruh, keenam tukang sate, pedagang juga," ungkap Ade.
Dari tangan keenam orang tersebut, kata Ade, petugas mendapatkan barang bukti senjata tajam, katapel, dan kelereng yang diduga hendak digunakan untuk merusuh di tengah aksi demonstrasi.
"Karena satu, membawa senjata tajam, dan yang kedua, mempersiapkan dirinya untuk satu kerusuhan. Sebagai contoh dia membawa katapel dengan butiran kelerengnya," kata Ade.
Baca juga: Polda Metro Jaya Tetapkan 6 Tersangka Pengeroyok Ade Armando Saat Demo 11 April di DPR
"Ini masih kami dalami sebanyak enam orang dari orang yang kami amankan dari beberapa titik," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 80 pelajar diamankan saat aksi demonstrasi berlangsung di kawasan Patung Kuda dan depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, pada Senin (11/4/2022) siang hingga sore.
"Tadi ada pelajar yang memang kami kategorikan (sebagai) massa cair," ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran, Senin (11/4/2022).
"Di Monas yang kami amankan banyak, khususnya pelajar, totalnya sekitar 80 orang," sambungnya.
Pihak kepolisian kemudian memeriksa dan memastikan akan memulangkan para pelajar tersebut jika tidak terbukti melakukan pelanggaran.
Di sisi lain, Fadil menegaskan bahwa polisi bakal mengusut apakah ada aktor intelektual yang menggerakkan para pelajar tersebut.
Seperti diketahui, aksi yang semula kondusif itu berujung ricuh.
Pegiat media sosial dan dosen Universitas Indonesia Ade Armando yang bergabung di tengah massa aksi menjadi bulan-bulanan dan menderita luka di wajah dan bagian tubuh lainnya.
Sejumlah anggota Brimob juga dikabarkan menderita luka usai dilempar botol dan kayu oleh oknum massa. Petugas memukul mundur massa yang ricuh dengan tembakan gas air mata.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.