Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berantas Buta Aksara Al-Quran, 1.500 Lansia Peserta Bogor Mengaji Diwisuda

Kompas.com - 19/04/2022, 20:00 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyampaikan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat telah meluncurkan program Bogor Mengaji untuk memberantas buta aksara Al-Quran.

Bima menyampaikan, saat ini sudah ada 1.500 santri yang telah lulus dan diwisuda dari program tersebut. Meski mayoritas para peserta Bogor Mengaji berasal dari kalangan orangtua atau lansia, ke depan program ini akan menyasar ke anak-anak muda.

"Dalam program ini nanti kita akan masuk bukan hanya kepada orangtua atau lansia saja, tapi ke anak-anak muda juga," kata Bima, Selasa (19/4/2022).

Baca juga: Insya Allah, Saya Siap Jadi Guru Mengaji sampai Akhir Hayat...

Bima mengungkapkan, ketika program Bogor Mengaji dibuka, antuasias peserta yang mendaftar cukup tinggi mencapai 2.040 orang. Namun, sambung Bima, angka tersebut mengalami penurunan hingga terakhir jumlah peserta yang diwisuda hanya mencapai 1.500 orang.

Penurunan tersebut, kata Bima, disebabkan karena pengajar dan biaya yang terbatas.

Sebab itu, Bima berkomitmen untuk tahun depan jumlah anggaran yang disiapkan untuk program tersebut ditambah sehingga akan lebih banyak lagi orang-orang yang diwisuda sekaligus memberantas buta aksara Al-Quran.

Baca juga: Belajar Nilai Keikhlasan dari Guru Ngaji Yahya Edward yang Tak Pernah Meminta Bayaran...

"Mudah-mudahan ada komitmen anggaran yang akan dikuatkan nanti supaya ada angkatan-angkatan lainnya yang diwisuda tahun depan," sebut Bima.

Plt Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Bogor, Andi Novan menambahkan, setelah lebaran pada bulan Juli 2022 akan dimulai kembali program Bogor Mengaji untuk angkatan kedua.

"Kita targetnya mengejar lansia, alasannya pertama dari sisi waktu, kesibukan dan aktivitas lansia punya peluang yang lebih banyak. Kedua dari sisi kewajiban, dia sebagai umat muslim untuk belajar Al-Qur'an juga harus bisa didulukan, begitu," pungkas Andi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai Swasta: Curiga Uangnya Dipakai Lagi oleh Negara

Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai Swasta: Curiga Uangnya Dipakai Lagi oleh Negara

Megapolitan
Fakta-fakta Penemuan Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren: Korban Sempat Pamit Beli Kopi dan Ponselnya Hilang

Fakta-fakta Penemuan Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren: Korban Sempat Pamit Beli Kopi dan Ponselnya Hilang

Megapolitan
Heru Budi Sebut Bakal Ada Seremonial Khusus Lepas Nama DKI Jadi DKJ

Heru Budi Sebut Bakal Ada Seremonial Khusus Lepas Nama DKI Jadi DKJ

Megapolitan
Keberatan soal Iuran Tapera, Karyawan Keluhkan Gaji Pas-pasan Dipotong Lagi

Keberatan soal Iuran Tapera, Karyawan Keluhkan Gaji Pas-pasan Dipotong Lagi

Megapolitan
Duka Darmiyati, Anak Pamit Beli Kopi lalu Ditemukan Tewas Dalam Toren Tetangga 2 Hari Setelahnya

Duka Darmiyati, Anak Pamit Beli Kopi lalu Ditemukan Tewas Dalam Toren Tetangga 2 Hari Setelahnya

Megapolitan
Pengedar Narkoba di Koja Pindah-pindah Kontrakan untuk Menghilangkan Jejak dari Polisi

Pengedar Narkoba di Koja Pindah-pindah Kontrakan untuk Menghilangkan Jejak dari Polisi

Megapolitan
DPC Gerindra Tunggu Instruksi DPD soal Calon Wali Kota Pilkada Bogor 2024

DPC Gerindra Tunggu Instruksi DPD soal Calon Wali Kota Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Perempuan Tewas Terlindas Truk Trailer di Clincing, Sopir Truk Kabur

Perempuan Tewas Terlindas Truk Trailer di Clincing, Sopir Truk Kabur

Megapolitan
Keluarga di Pondok Aren Gunakan Air buat Sikat Gigi dan Wudu dari Toren yang Berisi Mayat

Keluarga di Pondok Aren Gunakan Air buat Sikat Gigi dan Wudu dari Toren yang Berisi Mayat

Megapolitan
Heru Budi: Tinggal Menghitung Bulan, Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota Negara

Heru Budi: Tinggal Menghitung Bulan, Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota Negara

Megapolitan
Saat Bintang Empat Prabowo Pemberian Jokowi Digugat, Dinilai Langgar UU dan Sarat Konflik Kepentingan

Saat Bintang Empat Prabowo Pemberian Jokowi Digugat, Dinilai Langgar UU dan Sarat Konflik Kepentingan

Megapolitan
Tabrakan Beruntun di Jalan Yos Sudarso, Pengendara Mobil dan Motor Luka-luka

Tabrakan Beruntun di Jalan Yos Sudarso, Pengendara Mobil dan Motor Luka-luka

Megapolitan
Dalam 5 Bulan, 20 Warga Kota Bekasi Meninggal karena DBD

Dalam 5 Bulan, 20 Warga Kota Bekasi Meninggal karena DBD

Megapolitan
Petugas Tertibkan Stiker Kampanye Bakal Calon Wali Kota Bogor yang Tertempel di Angkot

Petugas Tertibkan Stiker Kampanye Bakal Calon Wali Kota Bogor yang Tertempel di Angkot

Megapolitan
APK Kandidat Cawalkot Bogor Dicopot karena Belum Masa Kampanye, Termasuk Milik Petahana

APK Kandidat Cawalkot Bogor Dicopot karena Belum Masa Kampanye, Termasuk Milik Petahana

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com