Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berburu Kuliner Purba Khas Minangkabau di Pasar Takjil Bendungan Hilir...

Kompas.com - 20/04/2022, 04:30 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah lama tidak beroperasi karena pandemi Covid-19, pasar takjil di Bendungan Hilir (Benhil), Tanah Abang, Jakarta Pusat, kali ini kembali untuk memanjakan lidah para pecinta kuliner.

Pasar takjil yang biasa hadir setiap bulan Ramadhan ini menyediakan berbagai jenis makanan yang cocok disajikan untuk berbuka puasa, mulai dari aneka es yang segar hingga gorengan.

Salah satu dagangan yang menarik minat pembeli adalah kuliner khas Sumatera Barat atau Minangkabau yang jarang ditemukan di Ibu Kota.

Bobi (40), pedagang takjil khas Minangkabau, mengaku sudah berjualan selama 24 tahun di pasar takjil Benhil.

Jika sebelumnya posisi lapak Bobi berada di pasar tradisional Bendungan Hilir, kini ia berjualan di pasar takjil yang terletak di Pos Polisi Bendungan Hilir.

Baca juga: Pasar Takjil di Bendungan Hilir Tetap Ramai Meski Diguyur Hujan

Di sana, Bobi menjual aneka ragam makanan khas Minangkabau yang sulit ditemukan di warung makanan khas Minangkabau yang lain, seperti katupek katan, lopis padang, lamang tapai, sarikayo, lemper bakar, dan lapek bugih.

Makanan-makanan di atas berbeda dari kuliner khas Minangkabau yang biasa dikenal luas warga Jakarta, yakni bercita rasa pedas dan gurih.

Lamang tapai, misalnya, memiliki rasa manis dan sedikit asam karena salah satu komponennya, yakni tapai, sudah melewati masa fermentasi berhari-hari.

Kuliner purba khas wilayah Tanah Datar ini memadukan lemang (lamang) yang terbuat dari beras ketan putih dengan ketan (katan) yang merupakan fermentasi dari ketan merah.

Lamang sendiri dibuat dengan cara tradisional, yakni menuangkan beras ketan putih ke dalam ruas bambu muda yang telah dipotong dan dibalut dengan daun pisang di bagian dalamnya.

Adonan tersebut selanjutnya disangrai di atas bara api. 

Baca juga: 10 Rekomendasi Tempat Bukber di Jakarta Pusat

"Ini ada lamang tapai, ini ketan dibungkus daun lalu dimasukan ke dalam bambu. Setelah itu bambunya dibakar. Nanti dimakan dengan tapai juga," jelas Bobi saat ditemui di lapaknya.

Menurut Bobi, makanan yang paling laris dijual di tempatnya adalah katupek katan, yakni ketan yang direbus menggunakan santan berbumbu. 

Ketupat ini bisa dimakan sebagai pencuci mulut, atau dengan lauk seperti rendang ataupun gulai.

 

"Katupek katan itu ketan yang dibungkus seperti ketupat, lalu dimasak, direbus dengan santan," jelas Bobi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com