BEKASI, KOMPAS.com - Sidang putusan kasus dugaan begal salah tangkap terhadap terdakwa Fikry dan kawan-kawan di Pengadilan Negeri Cikarang yang seharusnya digelar pada Kamis (21/4/2022), ditunda.
Penundaan sidang tersebut dilakukan karena Ketua Majelis Hakim Chandra Ramadani berhalangan hadir dalam sidang.
"Oleh karena Ketua Majelis Hakim sedang sakit, hari ini sampai besok tidak masuk jadi sidang ini tidak bisa dilanjutkan," jelas Hakim Anggota I, Yudha Dinata di ruang sidang Candra, Kamis (21/4/2022).
Agenda putusan sidang terhadap Fikry cs akan digelar kembali pada Senin (25/4/2022).
"Kita tunda sampai hari Senin, 25 April 2022 dengan agenda yang sama, yakni agenda putusan terhadap terdakwa," lanjut dia.
Sebelumnya diberitakan, Pengadilan Negeri Cikarang akan menggelar sidang putusan terhadap empat terdakwa kasus dugaan pencurian dengan kekerasan di Bekasi, yakni Fikry, Risky, Abdul Rohman, dan Randy
Fikry dkk dituduh terlibat pembegalan di Bekasi pada 24 Juli 2021. Empat hari berselang, mereka dicokok polisi.
Penangkapan ini diduga bermasalah secara prosedural.
Polisi tidak memberi tahu identitas dan menunjukkan surat perintah penangkapan, tetapi mendadak Fikry dkk diboyong ke dalam mobil petugas.
Tak berhenti di situ. Penangkapan sewenang-wenang ini hanyalah satu dari sederet masalah yang menegaskan ada kejanggalan dalam kasus ini, yaitu dugaan salah tangkap.
Pihak Fikry dkk juga punya berbagai dokumentasi untuk memperkuat argumentasi mereka yang memang tak terlibat dalam pembegalan sebagaimana yang dituduhkan.
Salah satunya, dalam rekaman CCTV yang diterima Kompas.com, berulang kali Fikry tertangkap kamera berada di mushala sejak 23 Juli 2021 pukul 18.00 hingga 24 Juli 2021 pagi.
Sementara itu, polisi menuduh Fikry dan rekan-rekan membegal seorang pemotor pada 24 Juli 2021 pukul 01.45 WIB.
Baca juga: Polisi Kantongi Identitas Komplotan Begal Bermodus Debt Collector di Cipinang Melayu
Bukti kuat ini juga diamini oleh Komnas HAM yang telah melakukan pemantauan dan penyelidikan terhadap kasus ini sebanyak dua kali, mulai dari menghimpun keterangan saksi dan dokumentasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.