Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Keluhkan Penutupan Pelintasan Sebidang di Rawa Geni Imbas Kecelakaan Mobil dan KRL

Kompas.com - 21/04/2022, 15:33 WIB
M Chaerul Halim,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI menutup permanen pelintasan sebidang di jalan Rawa Geni, Ratu Jaya, Cipayung, Depok, pada Rabu (20/4/2022).

Penutupan itu buntut dari kecelakaan KRL menabrak mobil minibus putih yang terjadi pada kemarin pagi.

Akibatnya, sejumlah warga Rawa Geni mengeluhkan penutupan akses jalan tersebut karena membuat mobilitasnya terputus.

Baca juga: Terlibat Kecelakaan dengan KRL di Depok, Pengemudi Mobil Minta Maaf Sebabkan Gangguan Perjalanan Kereta

Hal ini membuat mereka harus mencari akses jalan lain.

Nuhudin (73), salah satu warga setempat, mengatakan, penutupan pintu pelintasan membuat aktivitas warga di Jalan Rawa Geni menuju ke Jalan Raya Citayam ataupun sebaliknya harus memutar ke flyover Dipo, Depok.

"Jauh lewat jalan flyover Dipo, juga kecil jalannya, bisa-bisa macet jadinya karena di situ hanya muat satu mobil. Ini hari-hari biasa, wah kalau Sabtu-Minggu mah pasti macet," kata Nuhidin kepada Kompas.com, Kamis (21/4/2022).

Selain itu, Nuhidin menjelaskan, pelintasan sebidang di Rawa Geni merupakan salah satu akses alternatif yang bisa menghubungkan ke wilayah Cipayung hingga ke arah Sawangan.

"Karena memang ini jalannya lebar, kalau mau ke jembatan Serong, ke Cipayung enggak mungkin lewat Dipo atau Pitara karena di sini bisa memotong ke Sawangan," ujar dia.

Baca juga: Mobil Tertabrak KRL di Depok, Berawal Pengemudi Ikuti Google Maps, Selamatkan Diri Usai Kendaraan Terhantam

"Ini kan pelintasan salah satu jalan potong," tambah Nuhidin.

Senada dengan Nuhidin, warga lainnya, Ujang (55), mengeluhkan penutupan pelintasan itu membuat pekerjaannya sebagai tukang ojek pangkalan turut terdampak.

Menurut dia, sebagian penumpangnya lebih memilih menyeberang dahulu jika hendak ke arah Jalan Raya Citayam.

"Pengaruh besar banget ini, kan saya di sini ngojek, jadi buat nyeberang ke Jalan Citayam ya enggak bakalan ada penumpang, mereka lebih milih nyeberang dulu," kata Ujang.

Dia mengaku sejak pagi hingga siang hari sekitar pukul 11.46 WIB baru mendapatkan satu penumpang. Padahal, kata Ujang, biasanya bisa mendapatkan lima penumpang.

Baca juga: Pengemudi Mobil yang Tertabrak KRL di Depok Sempat Dengar Peringatan Petugas, tapi...

"Ini aja saya ngojek baru dapat satu. Lah biasanya kalau sudah siang gini sudah dapat lima," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com