Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Pengunjuk Rasa Minta Bertemu Jokowi-Ma'ruf untuk Sampaikan Tuntutan

Kompas.com - 21/04/2022, 17:04 WIB
Tria Sutrisna,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Kerakyatan masih bertahan di kawasan Patung Arjuna Wijaya atau Patung Kuda, Jakarta Pusat, Kamis (21/4/2022).

Mereka berharap dapat bertemu dengan Presiden Joko Widodo atau Wakil Presiden Ma'ruf Amin untuk menyampaikan tuntutan.

Salah seorang mahasiswa yang menjadi orator menyatakan, perwakilan demonstran telah berkomunikasi dengan pihak Istana.

Namun hingga saat ini, belum ada perwakilan Istana yang bersedia bertemu atau datang ke lokasi unjuk rasa.

Baca juga: Naik, Naik, BBM Naik... Tinggi, Tinggi Sekali...

"Kita sudah menyampaikan tujuh tuntutan kita. Tapi sampai detik ini kita semua belum mendapatkan jawabannya," ujar perwakilan mahasis saat berorasi di atas mobil komando atau pengeras suara.

"Apakah salah kita rakyat Indonesia, kita meminta kepada pemimpin negeri ini untuk mendengarkan keluh kesah kita, untuk mendengarkan rakyat Indonesia mengalami kesusahan," ucapnya.

Para mahasiswa menyatakan akan tetap bertahan dan berusaha menerobos ke depan Istana Negara jika tidak kunjung ada pejabat yang menemui massa aksi.

"Sampai detik ini kita berdiri di sini untuk menyampaikan keresahan masyarakat secara langsung ke Jokowi dan Ma'ruf Amin," tegas Mahasiswa.

Dalam aksi tersebut, mahasiswa menyampaikan kritik atas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Kritik tersebut disampaikan mahasiswa pengunjuk rasa sambil bernyanyi dengan nada lagu Naik-naik ke Puncang Gunung.

"Naik, naik, BBM naik," teriak salah satu mahasiswa yang menjadi orator di atas mobil pengeras suara.

"Tinggi-tinggi sekali," sahut para mahasiswa.

Baca juga: Unjuk Rasa di Patung Kuda, Mahasiswa Tuntut Jokowi Stabilkan Harga Pangan dan BBM

Mahasiswa juga menyampaikan enam tuntutan lainnnya, antara lain terkait penolakan wacana jabatan presiden tiga periode, penurunan harga bahan pokok, dan penuntasan kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

Kemudian, mahasiswa juga mengkritik kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 10 persen menjadi 11 persen, penindakan segala tindakan represif terhadap masyarakat sipil, dan mewujudjab pendidikan ilmiah, gratis, serta demokratis.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan, tidak mungkin pemerintah tak menaikkan harga BBM.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Megapolitan
Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Megapolitan
Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Megapolitan
Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan 'Food Estate' di Kepulauan Seribu

Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan "Food Estate" di Kepulauan Seribu

Megapolitan
Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Megapolitan
Pengeroyokan Warga oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Pengeroyokan Warga oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com