Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ajeng Bangun "Sekoci", Sekolah Kolong untuk Anak Terpinggirkan...

Kompas.com - 22/04/2022, 17:12 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Berawal dari kepeduliannya terhadap pendidikan anak yang terpinggirkan, Ajeng Satiti Ayuningtyas (31) menginisiasi Sekolah Kolong Cikini (Sekoci) sejak tahun 2015 seorang diri.

Namun, pada 2020, akhirnya sekolah untuk membantu anak-anak tak mampu itu telah berubah menjadi yayasan dengan kepanjangan yang juga berubah menjadi Sekolah Cinta Anak Muda Indonesia.

"Jadi itu kegiatan belajar-mengajar untuk anak termarjinalkan, pusatnya di Cikini," ujar Ajeng, pendiri Yayasan Sekoci, Jumat (22/4/2022).

Baca juga: Ghina Ghaliya, Kartini Masa Kini yang Perjuangkan Pendidikan untuk Semua dengan Berbagi Ponsel Pintar

Meskipun tidak memiliki latar belakang di bidang pendidikan, Ajeng yang merupakan lulusan Sastra Inggris Universitas Padjajaran (Unpad) itu memiliki perhatian khusus terhadap pendidikan di Tanah Air.

Ajeng mengatakan, dirinya sangat menginginkan pendidikan yang didapatkan anak Indonesia sama rata.

"Saya juga lihat kesempatan mendapat pendidikan yang bagus hanya untuk anak-anak yang sudah mampu. Karena merasa ini untuk semua anak seharusnya," kata dia.

"Kalau jumlah anak di Indonesia 80 juta sekian tidak bisa tercakup, jadinya sudahlah yang mana yang bisa semampuku belajar bareng untuk mendapatkan pendidikan yang sama," lanjut Ajeng.

Ajeng mengatakan, dirinya sangat menginginkan anak-anak yang belajar di sekolahnya merasakan pendidikan yang layak.

Baca juga: Sosok Tri Sugiarti, Pendiri Bank Sampah dan Penghasil Produk Daur Ulang Kertas

Meskipun, mereka yang ikut sekolah di Sekoci terdiri dari yang memang sudah sekolah dan tidak sekolah.

Di Sekoci, kata dia, terdapat 4 kelas dengan rentang usia berbeda. Antara lain kelas A1 seperti PAUD dengan usia 3-5 tahun, A2 usia 5-7 tahun, B1 setingkat SD, dan B2 setingkat SMP-SMA.

"Memang gap (usia) nya jauh karena jumlahnya tadinya banyak, tempatnya di RPTRA, jadi tidak bisa langsung per kelas," kata dia.

Di sekolah tersebut, dia menginisiasi program Mendarat (mendongeng dan belajar santai) dan Berlayar (melakukan field trip yang bersifat edukasi).

Namun, akibat pandemi Covid-19, kata dia, saat ini pihaknya lebih banyak menjangkau anak-anak yang sekolah mengingat adanya pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Baca juga: Koalisi Warga Jakarta Minta Anies Tak Lakukan Betonisasi Untuk Atasi Banjir

Pasalnya, kata dia, banyak anak yang kesulitan mendapatkan kuota, mengingat pekerjaan orangtuanya yang penghasilannya sedikit seperti penjual gorengan atau cleaning service.

"Karena pandemi ini, kami tidak bisa melaksanakan program Mendarat sehimgga beralih mendarat dari rumah. Anaknya total 44 anak, tapi karena pandemi ini akhirnya tidak semua punya gawai, hanya sekitar 30 yang ikut," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dibawa Kabur dari Setiabudi, Mobil Patroli Polisi Ditemukan di Kemayoran

Dibawa Kabur dari Setiabudi, Mobil Patroli Polisi Ditemukan di Kemayoran

Megapolitan
Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Megapolitan
Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Megapolitan
Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Megapolitan
Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Megapolitan
Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Megapolitan
Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Megapolitan
Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Megapolitan
Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Megapolitan
Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Megapolitan
Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Megapolitan
Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com