Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Terdampak Kebakaran Pasar Gembrong Membutuhkan Bantuan Tenaga Medis

Kompas.com - 30/04/2022, 20:58 WIB
M Chaerul Halim,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga yang terdampak kebakaran Pasar Gembrong, Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur, masih membutuhkan bantuan tenaga medis untuk bersiaga selama 24 jam di posko pengungsian.

"Tim kesehatan sudah enggak ada. Harusnya mereka standby karena tempat-tempat begini rawan penyakit, terutama anak-anak," kata Ketua RT 006 RW 01, Mugi, kepada Kompas com, Sabtu (30/4/2022).

Baca juga: Sebagian Korban Kebakaran Pasar Gembrong Pindah dari Pengungsian dan Terpaksa Mengontrak

Mugi menuturkan, salah satu warganya yang tengah sakit membutuhkan pertolongan medis. Namun, tim kesehatan telah meninggalkan posko sejak kemarin.

"Tadi pagi saja sempat ada kejadian, anak sampai panas tinggi orangtuanya panik lari ke kita. Saya pikir masih ada petugas kesehatan, makanya kita lari ke poskonya dia, ternyata sudah bersih enggak ada orang, enggak ada meja," tutur Mugi.

Mugi menuturkan, tim kesehatan yang sebelumnya disiagakan sampai kini belum berjaga lagi di posko pengungsian.

Kendati begitu, dia khawatir pergantian musim atau pancaroba menyebabkan anak-anak terserang penyakit.

"Hari ini belum ada yang standby lagi. Ya itu yang saya takutkan, cuaca (pancaroba) begini anak meriang, kasihan," ujarnya.

Baca juga: Korban Kebakaran Pasar Gembrong: Sudah Nabung Buat Mudik, Kena Musibah...

Selain itu, Mugi menegaskan pengungsi dewasa juga turut mengalami penyakit yang didominasi dengan batuk serta gatal-gatal.

"Kalau keluhan orang tua, kebanyakan batuk, suara mereka pada abis, sama gatal-gatal mungkin nyamuk karena kan tempatnya begini," imbuh dia.

Adapun kebakaran di permukiman padat penduduk kawasan Pasar Gembrong terjadi pada Minggu (24/4/2022) malam. Api baru padam pada Senin (25/4/2022) dini hari.

Kepala Seksi Operasi Suku Dinas (Sudin) Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkamat) Jakarta Timur Gatot Sulaeman mengatakan, api diduga berasal dari korsleting listrik di salah satu rumah.

"Korsleting listrik berawal dari rumah Ibu Rawinah di lantai dua," kata Gatot, Senin dini hari.

Baca juga: Cerita Korban Kebakaran Pasar Gembrong: Semua Hangus, Rumah Tinggal Abu...

Gatot menyebutkan, pemilik rumah sempat berteriak karena melihat api. Warga kemudian berupaya memadamkan.

"Namun, api cepat sekali membesar dan merembet ke sekitar karena bangunan sekitar terbuat dari kayu-kayu," ujar Gatot.

Setidaknya, ada 400 bangunan yang hangus terbakar dalam kejadian tersebut. "Objek yang terbakar 400 bangunan yang terdiri dari rumah dan pertokoan," kata Gatot.

Luas area yang terbakar mencapai 1.200 meter persegi. Sebanyak 26 unit mobil pemadam beserta 130 personel diterjunkan ke lokasi untuk memadamkan api.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Megapolitan
Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Megapolitan
Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Megapolitan
Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com